Dengkul dan Pinggul

Oleh: Dahlan Iskan

Dengkul dan Pinggul
Dahlan Iskan. Foto: disway.id

Teman saya yang lain juga mengeluhkan lutut. Wanita. Umur 55 tahun. Pegiat kebugaran untuk dirinyi sendiri.

Dia sudah membuat rencana untuk operasi lutut di Jerman. Dia juga sudah minta info kepada redaktur olahraga Harian Disway: di mana bintang-bintang sepak bola Eropa itu operasi kaki. Penjajakan ke Jerman pun dilakukan secara online. Ke RS di Munchen. Biaya tidak ada masalah.

Sebelum menjajaki Jerman dia sudah observasi kemungkinan operasi ganti lutut di Singapura. Persiapan juga sudah dilakukan. Namun, dia mantap yang di Jerman itu.

Keputusan akhirnya: dia operasi di Surabaya. Teman-teman Tionghoanya pun setengah menertawakannya. Setengah lagi mencibirkan. Kok mempertaruhkan operasi begitu penting di dalam negeri. Di Surabaya pula.

Memang banyak rumah sakit hebat di Surabaya. Namun, dia melakukan operasinya tidak di situ. Rumah sakit yang dia pilih ini mungkin hanya pernah didengar oleh kalangan tertentu di sebagian wilayah Surabaya Utara: RS Al Irsyad. Lokasinya di daerah yang padat di Jalan KH Mas Mansyur Surabaya.

"Awalnya waktu memasuki Jalan Mas Mansyur ini hati saya kecil. Kok begini padat. Namun, setelah lihat rumah sakitnya agak terhibur," katanya.

Lalu dia kaget-senang setelah memasukinya. "Bagus sekali. Tidak menyangka," tambahnya.

Lebih kaget lagi dia lihat ada beberapa pasien Tionghoa di situ.

Daerah itu memang dikenal sebagai kampung Arab, dan letak RS itu hanya sepelemparan batu dari Masjid Ampel dan makam Sunan Ampel.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News