Detik-detik Mengharukan Parinah Tiba di Rumah

Detik-detik Mengharukan Parinah Tiba di Rumah
Parinah, TKI yang sempat hilang, pulang ke rumah disambut anaknya, Nur Hamdan, 29, Kamis (12/4). Foto: Miftahul Mufid/Radar Banyumas

Pada hari itu juga, majikan Parinah dan keluarganya ditangkap dengan tuduhan modern slavery atau perbudakan modern.

Parinah mengaku tak pernah kekurangan soal makan. Tapi, gajinya selama bekerja tidak pernah diberikan. Identitasnya juga disembunyikan. Tidak boleh pergi kalau tidak dengan anggota keluarga majikan.

Parinah tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Rabu (11/4). Kamis pagi (12/4) dia sampai di Desa Nusawungu dengan diantar petugas Balai Pelayanan, Penempatan, dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Serang, Banten, serta Koordinator LTSA PTKLN Cilacap Ervi Kusumasari.

Parinah tentu masih menunggu hak-haknya selama bekerja bisa dia terima. Tapi, setidaknya semua pengalaman tak menyenangkan selama belasan tahun telah berlalu. Dia sudah kembali ke tengah anak-anak dan cucu-cucunya yang demikian lama ditinggalkannya.

Sementara dia akan tinggal di Dusun Nusaori. Serumah dengan Sunarti dan keluarganya. Sebab, rumah miliknya di Desa Petarangan, Banyumas, sudah dijual sekitar lima tahun lalu.

’’Saya belum tahu akan mengerjakan apa. Saya nikmati dulu waktu bersama anak-anak dan cucu-cucu,’’ kata Parinah.

Tapi, Sunarti sudah menegaskan, dirinya dan adik-adiknya tak akan mengizinkan sang ibu bekerja di luar negeri lagi sebagai TKI. ’’Pokoknya, ibu tidak boleh pergi lagi. Ngurus cucu saja di rumah,’’ ujar Sunarti yang diiyakan sang adik, Parsin. (*/c5/ttg)

 


Parinah, TKI yang belasan tahun “hilang”, bisa pulang ke rumahnya di Cilacap, berkat surat yang dia kirim ke kantor pos saat majikannya tidur.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News