DPD Ingin Kopi Indonesia jadi Nomor 1 di Dunia

DPD Ingin Kopi Indonesia jadi Nomor 1 di Dunia
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Nono Sampono. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPD RI Nono Sampono mengatakan siap membantu untuk memfasilitasi dan mempromosikan kopi-kopi hasil kekayaan alam daerah di Indonesia pada setiap ajang di dalam maupun luar negeri. Menurut Nono, ini merupakan wujud perhatian DPD terhadap peningkatan usaha ekonomi rakyat daerah.

Berbicara dalam acara Ngopi Bareng Senator di gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (14/3), senator asal Maluku, itu mengatakan saat ini produksi kopi di Indonesia menempati peringkat ketiga terbesar di dunia.

Hanya saja, menurut Nono, produksi kopi per hektare Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara-negara utama penghasil kopi lainnya. Berdasar data statistik 2015, Indonesia memproduksi 741 kilogram biji robusta per hektare serta 808 kilogram biji arabika per hektare.

Namun, di Vietnam, bisa memproduksi 1.500 kilogram per hektare, sedangkan Brasil 2.000 kilogram per hektarenya.

“Jika ditelisik dari sejarah panjang keberadaan, peranan dan pertumbuhan perkebunan kopi di Indonesia, harusnya Indonesia yang berada di garis khatulistiwa dan daerah tropis yang sangat cocok untuk tumbuh kembangnya kopi sehingga bisa menjadi pemasok kopi nomor satu di dunia," ungkap Nono.

Mantan Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) itu menambahkan di beberapa daerah, Indonesia memiliki cita rasa kopi yang sangat terkenal dan berkualitas di dunia. Yakni, kopi luwak yang dikenal sebagai kopi yang paling mahal di dunia dan kopi Mandailing.

"Karena itu, dengan kekhasan kualitas kopi di daerah-daerah yang kita miliki, yang tidak dipunyai oleh negara lain, semoga dapat dikemas lebih baik lagi dalam memajukan usaha di sektor kopi ini," kata Nono.

Dia menambahkan kopi adalah penghasil devisa terbesar keempat bagi Indonesia, setelah minyak kelapa sawit, karet dan kakao.

Menurut Nono Sampono, produksi kopi per hektare Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara-negara penghasil kopi lainnya seperti Vietnam dan Brasil.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News