Duh, Mesin Partai Belum Berkontribusi terhadap Elektabilitas Capres

Duh, Mesin Partai Belum Berkontribusi terhadap Elektabilitas Capres
Pangi Syarwi Chaniago. Foto: dokumentasi pribadi for JPNN

"Soliditas partai koalisi adalah kunci untuk mewujudkan tujuan ini, namun kontrak politik yang jelas menjadi prasyarat utama," ungkapnya.

Menurut dia, jika prasyarat utama ini tidak terpenuhi, soliditas partai yang tergabung dalam koalisi bisa terganggu. Koalisi yang dibangun dengan kontrak politik yang tidak mengikat anggotanya dengan kuat akan cenderung membuat masing-masing partai miskin loyalitas.

"Mereka mencari jalan yang menguntungkan bagi partai itu sendiri," ujarnya.

Kedua, logika partai. Dia menjelaskan parpol sebagai bagian dari alat untuk memaksimalkan kekuasaan tentu akan digunakan para anggotanya seoptimal mungkin. Karena itu, parpol akan memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki untuk memenangkan partainya.

"Semakin besar dukungan yang mereka dapatkan akan menentukan posisi tawar mereka di kemudian hari," katanya.

Menurut dia, atas dasar ini pula parpol koalisi yang merasa tidak diuntungkan akan mengambil jalan sendiri menyelamatkan partainya. "Apa pun yang terjadi, siapa pun presiden yang terpilih yang jelas masa depan partai adalah hal yang utama. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi partai yang tidak punya tiket capres," jelasnya.

Ketiga, logika elektoral. Menurut Pangi, situasi politik berkaitan dengan pemilu serentak membawa konsekuensi lain berkaitan dengan coattail effect yang memberi keuntungan maksimal hanya kepada partai formatur (partai asal capres).

"Partai non-formatur harus bermain cantik untuk memaksimalkan dukungan terhadap partainya, selain upaya asosiatif terhadap kandidat capres yang mereka usung," ujarnya.

Pengamat politik Pangi Sarwi Chaniago mengatakan, pemilu serentak memberikan dilema yang membuat sebagian besar partai politik pusing tujuh keliling

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News