Edi Temukan Ayah dan Adiknya Berpelukan, tak Bernyawa

Edi Temukan Ayah dan Adiknya Berpelukan, tak Bernyawa
Edi Setiawan di Mpanau, Sigi. Foto: EDI SUSILO/JAWA POS

jpnn.com - Edi Setiawan berkomitmen terus terlibat dalam evakuasi korban gempa dan tsunami, sampai semua warga desanya bisa ditemukan. Tak lama setelah mendapati sang ayah meninggal, Edi berhasil menyelamatkan seorang pemuda yang nyaris tenggelam.

EDI SUSILO, Palu

DI rumah yang sebagian telah terendam lumpur itu, hati Edi Setiawan remuk redam. Sang ayah, Suryansyah, dan adiknya, The Friska Saskia, dia temukan tergolek berpelukan. Sama-sama tak bernyawa.

Guncangan gempa Jumat lalu (28/9) telah merobohkan rumah di Desa Mpanau, Sigi, Sulawesi Tengah, tersebut. Juga, memicu proses likuifaksi yang berbuntut tersemburkannya material bawah tanah ke permukaan.

”Saya shock, nggak kuat melihat ayah dan adik saya,” kenangnya ketika ditemui Jawa Pos, Rabu (3/9).

Apalagi, hingga Sabtu lalu itu (29/9) atau sehari setelah gempa, dia juga tak tahu bagaimana nasib ibu, kakak, dan adiknya yang lain. Di mana mereka? Selamatkah mereka?

Di tengah kedukaan mendalam itu, tiba-tiba dia mendengar teriakan minta tolong. Tak jauh darinya tampak seorang pemuda yang sudah terendam lumpur sampai seleher.

Dengan segera Edi melompat dari rumah yang dia tinggali bersama ayah, ibu, dan para adik tersebut. Lantas, mengambil kabel listrik yang telah terputus diterjang ombak. ”Langsung saya lemparkan ke orang itu,” tutur pria 32 tahun tersebut.

Edi Setiawan merupakan korban gempa dan tsunami di Kota Palu, namun berkomiten terus mencari korban, mengavekuasi mayat-mayat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News