Edi Temukan Ayah dan Adiknya Berpelukan, tak Bernyawa

Edi Temukan Ayah dan Adiknya Berpelukan, tak Bernyawa
Edi Setiawan di Mpanau, Sigi. Foto: EDI SUSILO/JAWA POS

Sayang, saat tali sudah terlempar, orang itu tetap tidak tertarik. Dia terlalu lemas dengan tangan patah.

Edi lantas meminta pemuda itu melilitkan kabel listrik ke perut. Dan, langsung dia tarik perlahan kabel tersebut. Sampai pemuda itu akhirnya bisa diselamatkan.

Di Palu, Sigi, Donggala, dan Parigi Moutong hari-hari ini, Edi hanyalah satu di antara sekian banyak ”pahlawan tak dikenal”.

Mereka yang sebenarnya juga jadi korban guncangan gempa dan terjangan tsunami. Kehilangan harta benda dan orang-orang tercinta. Tapi, tetap mengerahkan segala tenaga untuk menolong korban lain.

Tak lama setelah menyelamatkan pemuda tadi, kembali terdengar suara minta tolong. Kali ini seorang pria yang sudah agak sepuh. Yang juga tenggelam oleh lumpur.

Untuk menyelamatkannya, Edi menggunakan cara sama. Melemparkan kabel listrik. Menarik korban langsung ke tepi.

Edi selamat dari bencana karena pada Jumat nahas lalu itu, sebelum gempa pertama dirasakan, dia sedang berkunjung ke ladang tomat milik kawannya. Di Desa Sidera, Sigi. Dia memboncengkan Jiane Tarias (sang istri) dan tiga putri saat itu untuk pulang. Nah, dalam perjalanan pulang, mereka merasakan langsung guncanag gempa.

Motor yang dikendarai Edi sampai oleng. Hampir tersungkur. Edi pun lantas berhenti menepi di Desa Loru. Memerintah istrinya untuk tetap tinggal di desa itu bersama tiga putri mereka.

Edi Setiawan merupakan korban gempa dan tsunami di Kota Palu, namun berkomiten terus mencari korban, mengavekuasi mayat-mayat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News