Ekonom Peringatkan Ancaman Nyata Dampak Tapering Off The Fed

Ekonom Peringatkan Ancaman Nyata Dampak Tapering Off The Fed
Ekonom ingatkan pemerintah soal dampak tapering off The Fed. Ilustrasi Pialang di lantai Bursa Efek New York, Wall Street, AS: Antara/(REUTERS)

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara memperingatkan tentang dampak nyata pengurangan stimulus atau tapering off oleh bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed).

"Jika tapering off terjadi lebih cepat ditahun ini maka efek ke stabilitas nilai tukar rupiah akan mengalami tekanan hebat," kata dia kepada JPNN.com, Jumat (6/8).

Peraih gelar Master in Finance dari University of Bradford, UK itu menjelaskan volatilitas kurs membuat impor naik signifikan dan memukul industri manufaktur yang bahan bakunya impor.

Pasalnya, Rupiah diperkirakan melemah Rp 16 ribu hingga Rp 17 ribu per USD jika tapering off mulai awal 2022.

Bhima mencontohkan pada industri farmasi yang 90 persen bahan baku impor bisa sangat terpengauh.

Pada akhirnya, lanjut Bhima, akan mempengaruhi keberlanjutan bisnis farmasi juga harga jual produk di tingkat konsumen.

"Ancaman inflasi perlu segera diantisipasi karena daya beli diperkirakan belum kembali ke level pra pandemi tahun 2022," ujar Bhima.

Ancaman lain, ungkap Bhima minat dana asing untuk masuk ke instrumen di negara berkembang seperti Indonesia menurun.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara memperingatkan tentang dampak nyata pengurangan stimulus atau tapering off oleh bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News