Ekspor Tiongkok Melonjak, Pakar: Harapan Palsu
Dibarengi dengan depresiasi nilai mata uang yuan dan berbagai stimulus dari pemerintah, kinerja Tiongkok mungkin masih bisa bertahan hingga Juni. Namun, setelah semua kontrak dipenuhi, produksi industri Tiongkok diproyeksikan melambat.
Nomura International memprediksi, kinerja ekspor baru terlihat anjlok saat kuartal ketiga 2019. Sebab, saat itulah kenaikan tarif impor untuk kelompok barang senilai USD 200 miliar (Rp 2.858 triliun) bakal diberlakukan.
Ketika itu negara industri lainnya bisa mengambil potongan kue yang biasa disimpan Tiongkok. Vietnam, misalnya. Pada kuartal pertama 2019, ekspor Vietnam naik 40 persen menjadi Rp 227 triliun. Tentu mereka tidak ingin kehilangan kesempatan emas tahun ini.
Wakil Perdana Menteri Vietnam Pham Binh Minh menjelaskan bahwa pihaknya sedang melacak oknum yang menyalahgunakan label Made in Vietnam. Menurut dia, banyak barang yang dibuat di Tiongkok, tetapi mendapat label produksi Vietnam. (bil/c14/dos)
Pemerintahan Xi Jinping baru saja merilis data perdagangan luar negeri untuk Mei. Nilai ekspor bulan kelima 2019 mencapai 1.435,7 miliar yuan (Rp 2.951,7 triliun).
Redaktur & Reporter : Adil
- Bea Cukai Lepas Ekspor Kabel Fiber Optik dari KEK Kendal
- Mantap, Pakaian Dalam Asal Bantul Siap Bersaing di 2 Pasar Internasional Ini
- Kanwil Bea Cukai Jakarta Terbitkan Izin Kawasan Berikat untuk PT Hucross Xulong Indonesia
- Ayam Hainan
- Bea Cukai Dampingi UMKM di Kediri & Sidoarjo
- Pj Gubernur Sumsel-Balai Karantina Kolaborasi, Tingkatkan Ekspor Komoditas Pertanian