Estimasi Biaya Jembatan Selat Sunda Rp 250 T
Anak Krakatau Munculkan Kendala Baru
Senin, 15 November 2010 – 04:34 WIB
JAKARTA - Konsorsium pengembangan Jembatan Selat Sunda (JSS) yang dibentuk Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) terus merampungkan tugasnya. Rencana pembangunan proyek prestisius itu kini masih dalam taraf pengkajian Detailed Engeneering Design (DED) yang didalamnya termasuk mengetahui karakter geografis Selat Sunda. Hal itu diperlukan mengingat pembangunan jembatan tersebut menggunakan konstruksi suspensi. "Karena itu perlu juga mempelajari kecepatan angin, kondisi palung paling kecil dan besar. Termasuk pertimbangan dengan pulau-pulau terdekat, sehingga bisa menentukan titik jembatan yang paling tepat." Ujar pria yang juga menjabat Ketua Harian Tim Nasional Persiapan Pembangunan Jembatan Selat Sunda itu.
"Konstruksi itu jelas berbeda dengan jembatan Suramadu yang menggunakan konstruksi kabel style. Yang ini lebih rumit," ujar Wakil Menteri PU Ahmad Hermanto Dardak di Jakarta, Minggu (14/11).
Hermanto mengatakan, kelebihan konstruksi suspensi adalah ketinggian jembatan diperkirakan mencapai 80 meter di atas permukaan air laut. Sehingga pengkajian aspek teknis di laut, tingkat keamanan dan rute mana yang paling tepat digunakan berdasarkan kondisi geografis bawah laut mutlak diperlukan.
Baca Juga:
JAKARTA - Konsorsium pengembangan Jembatan Selat Sunda (JSS) yang dibentuk Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) terus merampungkan tugasnya. Rencana
BERITA TERKAIT
- Sukses Bawa UMKM Go Global, Pertamina Kembali Gelar UMK Academy, Ini Link Pendaftarannya
- Begini Jurus Kementan Kendalikan Harga Bawang Merah
- Bamsoet dan Jakpro Siapkan Pengembangan KEK Otomotif Pulomas Jakarta
- PT JIP Hadirkan Penerangan Jalan Umum Pintar di Kawasan Jaksel
- Peringati Hari Kartini, PT Biro Klasifikasi Indonesia Gelar Srikandi BKI
- Harga Emas Antam Anjlok Lagi, jadi Sebegini