Gawat, Guru dan Kepala SMAN 13 Medan Diancam Bunuh

Gawat, Guru dan Kepala SMAN 13 Medan Diancam Bunuh
Guru SMA Negeri 13 mengadukan ancaman via SMS yang diterimanya kepada Kepala Ombudsman RI perwakilan Sumut Abyadi Siregar, Selasa (26/9/2017). foto : fir/pojoksumut

jpnn.com, MEDAN - Sejumlah guru dan Plh Kepala Sekolah SMA Negeri 13 Medan mendatangi kantor ombudsman RI perwakilan Sumut.

Mereka hendak melaporkan terkait ancaman teror pembunuhan yang didapat mereka melalui pesan singkat (SMS).

Kuat dugaan, teror tersebut berkaitan dengan proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online.

Di hadapan Kepala Ombudsman RI perwakilan Sumut Abyadi Siregar, salah seorang guru Palomo Siregar menceritakan, ancaman teror itu didapatnya pada Rabu (20/9) lalu.

“Saya dapat SMS yang isinya bernada ancaman pembunuhan dan kotor. Pesan ancaman itu sebanyak tiga kali dari nomor 085760872849. Pertama berisi, dimana kau, mulai saat ini hati-hati urus binik sebelum datang ajalmu ya.

“Kedua, aku kawanmu juga, gak kau pandang lagi sekelilingmu. Menang kau sekarang. Tapi satu hal keluar anakku, selamat jalan kau dan keluargamu. Ketiga, orang kecil memang begitu. Gang Gedek cukup dekat ya,” ujar Palomo di kantor Ombudsman perwakilan Sumut, Selasa (26/9).

Menurut dia, ancaman teror ini diduga ada kaitannya dengan PPDB online. “Erat kaitannya dengan PPDB SMA Negeri 13 Medan. Jadi setelah keluar data PPDB, kami ikut melaporkan ke DPRD Sumut. Karena kami mau menegakan peraturan. Lalu saya sering mengkritiki tugas panitia PPDB dan mengkritiki komite dan dana BOS,” ucapnya.

Disinggung apakah sejumlah guru itu mengenal peneror tersebut, Palomo Siregar menduga pelakunya ada keterlibatan di dalam penerimaan PPDB online. “Sangat erat hubungannya, kami tidak tahu orangnya, tapi yang terusik ada panitia dan komite serta orang tua siswa,” jawab dia.

Kuat dugaan, teror tersebut berkaitan dengan proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News