Gegara Pandemi COVID-19, Masyarakat Hanya Punya Dua Pilihan Gaya Rambut

Gegara Pandemi COVID-19, Masyarakat Hanya Punya Dua Pilihan Gaya Rambut
Botak. Foto Ilustrasi: Medhair

jpnn.com, JAKARTA - Pandemi COVID-19, membuat masyarakat takut ke barbershop atau tukang cukur rambut. Mereka memilh rambutnya gondrong ketimbang ke barbershop atau salon. Ada kekhawatiran, akan tertular Corona saat rambutnya dipotong atau dicukur.

Bagi yang tidak betah dengan rambut gondrong, memilih untuk mencukur habis rambutnya. Dengan alasan, tidak perlu susah ikut model.

"Kan enggak bisa ke barbershop, makanya cukur sendiri nih rambut. Sengaja dibotakin nanti kan tumbuhnya bagus," kata Danas sambil tertawa, Senin (27/4).

PNS salah satu instansi pusat ini mengaku, biasanya rutin ke barbershop dua bulan sekali. Namun, sejak COVID-19, tidak bisa ke mana-mana. Sementara pria berkacamata ini tidak terbiasa dengan rambut gondrong.

"Gatal ini kepala kalau rambut gondrong makanya nekat cukur abis," ujarnya.

Sama halnya dengan Satrio, karyawan salah satu perusahaan swasta di Jakarta. Rambut tebalnya sudah menutupi kuping hingga membuatnya terganggu. Biasanya dia rutin ke salon untuk merapikan rambutnya.

"Jarang ke barbershop, lebih senang ke salon rambut. Cuma ini enggak bisa makanya rambut jadi gondrong begini," keluhnya.

Sama dengan Danas, dia memilih mencukur habis rambutnya. Alat cukurnya dia beli di Marketplace. Harganya macam-macam. Ada yang puluhan ribu sampai jutaan rupiah.

Pandemi COVID-19, membuat masyarakat takut ke barbershop atau tukang cukur rambut.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News