Gelar Kerakyatan untuk Kenang Tedja

Gelar Kerakyatan untuk Kenang Tedja
Dari kiri : Seniman Hamid Nabhan, pemerhati seni Heti Palestina, dan Swandayani di Studio Tedja. FOTO : JPNN

jpnn.com, SURABAYA - Dalam dunia seni rupa tanah air nama Tedja Suminar adalah legenda. Semangat yang terus membara di saat hidupnya telah memberikan inspirasi penting bagi generasi penerus. Lewat goresan karyanya yang otentik dan bernilai seni tinggi, Tedja mampu tetap hidup dalam keabadian.

Mengusung semangat itulah, para kerabat Tedja yang dimotori putri sulungnya Swandayani Swan menghelat acara dengan tema Gelar Kerakyatan : Suara-Suara Desis. ”Kami tak ingin semangat Papi yang begitu tinggi hanya tinggal cerita,” katanya.

Bertempat di Studio Tedja di kawasan Dharmawangsa, acara tersebut berkonsep lintas seni. Semua aliran seni ada di sana. Mulai dari teater, seni pertunjukan, musik, hingga lukis. Nama-nama beken di kancah seni Jawa Timur turut meramaikan. Sebut saja Hamid Nabhan, Heti Palestina, Redy Eko Prastyo, Lek Jumali, Hewodn Unen-Unen Rengel, Henry Setiawan, Soulesto, Hanamunti, Sekar Pakde Yoes, dan Syarif WB & OOK Folkmusic.

Swandayani menjelaskan, digelarnya acara itu selain untuk mengingat Sang Maestro yang telah berpulang pada 24 Juni 2016 silam, adalah untuk mengenalkan Studio Tedja. ”Meneruskan cita-cita Papi, saya ingin agar rumah ini menjadi tempat pusatnya berkesenian,” kata perempuan yang juga mewarisi darah seni dari ayahnya itu.

Nantinya, secara berkala di Studio Tedja akan diselenggarakan les melukis, dialog seni, hingga malam pagelaran. ”Semua terbuka untuk umum,” jelas dia.

Yang spesial, di tempat ini pula masyarakat bisa menyaksikan karya-karya terbaik dari Tedja, yang meminjam bahasa penyair W.S Rendra adalah perupa yang mampu melahirkan melodi dan irama dari setiap garis karyanya.

Total, karya Tedja yang masih menjadi milik keluarga tak sampai 70 karya. ”Semua karya ini tidak akan dijual, karena akan kami pajang di sini bersama karya dari Ibu dan adik saya Natalini Widhiasih (putri kedua Tedja yang juga seorang pelukis, Red),” jelasnya.

Hamid Nabhan, seniman yang juga salah satu kawan baik Tedja sangat mengapresiasi acara tersebut. Menurutnya harus ada role model bagi seniman Indonesia dalam berkarya. ”Dan, Papi Tedja adalah salah satu sosok yang sangat layak ditiru. Dedikasi dan kecintaannya pada seni sangat luar biasa,” puji dia. (JPNN/pda)


Nantinya, secara berkala di Studio Tedja akan diselenggarakan les melukis, dialog seni, hingga malam pagelaran


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News