Geliat Muara Gembong di Area Hutan Sosial

Geliat Muara Gembong di Area Hutan Sosial
Warga Muara Gembong mengerjakan tambak udang vaname di area Hutan Sosial. Foto: Humas KLHK

jpnn.com, MUARA GEMBONG - Tak banyak orang tahu nama Muara Gembong, salah satu wilayah di ujung Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Wilayahnya benar-benar jauh di ujung Bekasi. Ditempuh dalam waktu sekitar 2 jam jika tidak macet.

Jalan yang dilalui juga tidak mulus. Masih harus melewati jalan sempit yang belum banyak perbaikan. Namun, belakangan, nama Muara Gembong mendadak terkenal setelah didatangi Presiden Joko Widodo dan sejumlah menteri. 

Di antaranya Menteri LHK Siti Nurbaya, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri PU Basuki Hadimuldjono dan Menteri KKP Susi Pudjiastuti. Rombongan presiden dan menteri ini panen raya udang vaname bersama masyarakat di lokasi pemegang Izin IPHPS alias Izin Pemanfaatan Hutan Perhutanan Sosial.

Siapa sangka, ternyata Muara Gembong yang lokasinya jauh dari gemerlap Kota Bekasi itu menyimpan kekayaan alam yang dikelola masyarakat lewat program Perhutanan Sosial.

Masyarakat yang tadinya lebih banyak bekerja sebagai nelayan dan berkebun, telah diberi akses untuk mengelola tambak udang vaname di lahan Lokasi IPHPS.

Dengan demikian, masyarakat bisa meningkatkan taraf ekonominya melalui hasil tambak udang vaname.

"Sekarang kami bisa bergantung juga dari hasil tambak ini. Udangnya dijual untuk tambah pemasukan. Apalagi Pak Jokowi dan menteri-menteri datang ke sini. Wilayah kami akan makin dikenal orang," ujar Hartoyo salah satu warga Muara Gembong.

Diakuinya, warga sangat terbantu dengan adanya tambak itu. Belum lagi perbaikan infrastruktur di kecamatan itu juga dirasakan nyata. Pemerintah membangun jembatan yang memudahkan warga menuju ke tambak-tambaknya.

Tujuan utama dari program perhutanan sosial adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News