Gelombang Tinggi Menahan Ratusan Wisatawan di Karimunjawa

Gelombang Tinggi Menahan Ratusan Wisatawan di Karimunjawa
Elika Boscha, pengunjung Karimunjawa asal Jogjakarta, sedang menikmati suasana hutan bakau di Kemujan, Karimunjawa, belum lama ini. Foto: DOK. PRIBADI

jpnn.com - Ketika pelayaran menuju Karimunjawa ditutup, pilihan yang tersedia adalah beli tiket penerbangan tambahan atau menambah biaya akomodasi. Ada yang turut merasakan dampak sulitnya mencari BBM.

M. KHOIRUL ANWAR, Jepara

DARI pintu di geladak KMP Siginjai, mengalirlah ratusan orang itu. Menuju Pelabuhan Jepara. Bergantian dengan mereka yang mengendarai motor dan mobil.

Di sela-sela keriuhan itu, seseorang tampak segera dibawa ke ambulans. Yang telah lama menunggu di pelabuhan. Dibawa ke RSUD RA Kartini, Jepara, Jawa Tengah.

”Ada warga yang membutuhkan rujukan ke RSUD,” kata Kepala Puskesmas Karimunjawa Dian Susiyanto kepada Jawa Pos Radar Kudus.

Kebetulan, lanjut Dian, kapal baru bisa berangkat dari Karimunjawa, Jumat (4/1). Di saat bersamaan wisatawan tengah membeludak. ”Jadi, situasi lumayan panik,” katanya.

Gelombang tinggi yang mencapai 2,5 meter sejak 30 Desember sempat membuat Karimunjawa ”terisolasi”. Dalam arti, transportasi laut dari kepulauan yang terdiri atas 27 pulau tersebut ke Jawa terputus.

Akibatnya, ratusan wisatawan pun harus tertahan di kepulauan yang dijuluki ”Karibia-nya Indonesia” tersebut. Sebab, semua jenis kapal dilarang berlayar di tengah ombak setinggi itu.

Gelombang tinggi yang mencapai 2,5 meter sejak 30 Desember sempat membuat Karimunjawa terisolasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News