Gereja Ditolak di Cilegon, Abu Janda Langsung Merespons

Gereja Ditolak di Cilegon, Abu Janda Langsung Merespons
Permadi Arya atau biasa yang disebut Abu Janda. Foto: Aristo Setiawan/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Permadi Arya atau lebih dikenal dengan nama Abu Janda menanggapi penolakan pembangunan gereja oleh warga yang tergabung dalam Komite Penyelamat Kearifan Lokal di Kota Cilegon.

Menurutnya, penolakan pembangunan gereja sudah menjadi agenda rutin di Indonesia.

"Lagi viral gereja ditolak ormas ala-ala gurun di Kota Cilegon. Gereja dan ibadah ditolak, anehnya di mana ? Sudah biasa. Sudah jadi jadwal rutin setiap tahun di negeri ini," ujar Abu Janda dalam unggahan di akunnya di Instagram.

Praktisi medis sosial itu lalu menjabarkan beberapa penolakan serupa yang terjadi di beberapa tahun belakangan.

"Marat 2022 kebaktian dilarang di Kota Bandung. Desember 2021 ibadah Natal dibubarkan di Lampung, Umat HKBP lagi ibadat di Cikarang, September 2020 dipasangi lagu keras-keras sama warga," ucapnya.

Menurut Abu Janda, hal tersebut yang membuktikan bahwa tidak ada islamophobia di Indonesia.

"Di Indonesia tidak ada islamophobia, saya bisa tunjukkan jejak digital umat minoritas dilarang ibadah itu sudah tradisi setiap tahun. Jadi, yang mengatakan tidak ada masalah toleransi di negara ini, itu pasti otaknya yang bermasalah," tegasnya.

Dia melanjutkan, bahkan masih ada orang berkampanye untuk melawan islamophobia dan percaya hal tersebut ada.

Permadi Arya atau lebih dikenal dengan nama Abu Janda menanggapi penolakan pembangunan gereja oleh warga Kota Cilegon.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News