Golkar Matangkan Strategi Pemenangan Jokowi di Pilpres 2019

jpnn.com - JAKARTA - Partai Golkar mulai memasang kuda-kuda untuk menyiapkan pemenangan Pemilu dan Pilpres 2019. Setelah resmi mendukung pencalonan Joko Widodo sebagai presiden di Pilpres 2019 nanti, untuk pertama kalinya Golkar menggelar rapat koordinasi teknis (Rakornis), pada Jumat (2/9) malam.

Rakornis Partai Golkar Pemenangan Pemilu Wilayah Indonesia I itu dilaksanakan di Hotel Peninsula, dengan mengangkat tema Solid Terkonsolidasi, Efektif Mengemban Misi, Berjaya Dikala Pemilu.

"Partai Golkar sudah membuat keputusan strategis yakni mencalonkan kembali Presiden Jokowi di Pilpres 2019. Sehingga konskuensinya adalah mensolidkan partai dan memperkuat strategi pemenangan. Itu tanggung jawab politik atas sikap politik yang sudah kami putuskan," kata Korbid Pemenangan Pemilu Wilayah Indonesia I (Jawa-Sumatera), Nusron Wahid.

Hadir dalam Rakornis ini Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto, Sekjen Idrus Marham, beberapa elite Partai Golkar, serta ketua DPD 16 provinsi se Jawa dan Sumatera.

"Secara politik kami melakukan apa yang menjadi tugas partai mendukung segala program-program prorakyat pemerintahan Jokowi dan sejalan dengan itu kami juga bergerilya melakukan langkah politik ke rakyat langsung untuk meyakinkan kenapa Presiden Jokowi harus didukung lagi untuk periode keduanya di tahun 2019 nanti," ungkap Nusron.

Dengan langkah Partai Golkar ini, harapannya Jokowi bisa fokus bekerja, bekerja, dan bekerja, tenang mengurus rakyat dan negara, mengimplementasikan Nawacita. "Untuk urusan politik, dukungan rakyat di bawah, biar itu menjadi tugas kami," ujarnya.

Dalam menyiapkan strategi pemenangan Presiden Jokowi di Pilpres 2019 nanti, Rakornis Partai Golkar yang pertama ini dilakukan Pemenangan Pemilu Indonesia I yang meliputi 16 provinsi se Jawa dan Sumatera.

"Materinya antara lain pengarahan kebijakan partai dalam memenangkan pileg dan pilpres serentak 2019. Kemudian bagaimana semua struktur partai dalam berkomunikasi, baik komunikasi langsung maupun melalui media yang kemudian menjadi opini publik," tukasnya.