Hadapi Krisis Iklim, Rachmat Witoelar Minta Semua Pihak Lakukan Aksi Nyata

Hadapi Krisis Iklim, Rachmat Witoelar Minta Semua Pihak Lakukan Aksi Nyata
Acara Booktalk An Inconvenient Sequel: Truth to Power, yang diadakan The Climate Reality Project Indonesia bekerja sama dengan Periplus di Plaza Indonesia, Kamis (23/8). Foto IST

jpnn.com, JAKARTA - Krisis iklim sudah terjadi, hal itu terbukti dengan banyaknya bencana yang terjadi akibat iklim ekstrem.

Karena itu, semua pihak harus melakukan aksi nyata dan saling bermitra untuk mengantisipasinya.

Hal ini disampaikan Utusan Khusus Presiden untuk Pengendalian Perubahan Iklim, Prof. Rachmat Witoelar, saat menghadiri acara Booktalk An Inconvenient Sequel: Truth to Power, yang diadakan The Climate Reality Project Indonesia bekerja sama dengan Periplus di Plaza Indonesia, Kamis (23/8).

”Selain komitmen bersama dan aksi nyata, inovasi dan lompatan teknologi dipercaya bisa mengurangi krisis iklim sekaligus meningkatkan pertumbuhan ekonomi," tutur dia.

Menanggapi hal itu, General Manager Yayasan Unilever Indonesia, Sinta Kaniawati mengatakan, mengatasi perubahan iklim merupakan tantangan besar.

“Sebagai bagian dari Unilever Sustainable Living Plan, kami berkomitmen untuk mengurangi jejak lingkungan dari produk kami di seluruh rantai nilai produk kami hingga setengahnya pada tahun 2030,” tutur Sinta.

Pihaknya akan terus berusaha untuk menurunkan dampak gas rumah kaca (GRK) dari pengadaan, produksi, inovasi, dan pascakonsumsi serta memperdalam upaya dalam mengentaskan deforestasi dari rantai pasokan.

Acara yang juga dihadiri oleh oleh tokoh agama Romo Benny Susetyo, artis Cathy Sharon, dan Climate Leader, Nana Firman ini, membahas buku berjudul An Inconvenient Sequel: Truth to Power, yang ditulis mantan Wakil Presiden Amerika Serikat Al Gore.

Krisis iklim sudah terjadi, hal itu terbukti dengan banyaknya bencana yang terjadi akibat iklim ekstrem.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News