Hadiah Perpisahan China untuk Rezim Donald Trump, Ada Kata Pembohong dan Penipu

Hadiah Perpisahan China untuk Rezim Donald Trump, Ada Kata Pembohong dan Penipu
Jubir Kemenlu Tiongkok Hua Chunying mengucapkan terima kasih kepada Indonesia. Foto: France24

jpnn.com, BEIJING - Menjelang berakhirnya masa kepresidenan Donald Trump, China menuding Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo sebagai pembohong dan penipu, dan menyatakan bahwa negara itu akan bekerja sama dengan pemerintahan selanjutnya di bawah kepemimpinan Joe Biden.

Pompeo, yang telah melakukan serangkaian tindakan terhadap China di minggu-minggu terakhir masa jabatannya, menyampaikan serangan terakhirnya pada Selasa (19/1) saat dia mengatakan pemerintahan Trump telah menetapkan bahwa China telah melakukan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan dengan menekan etnis Muslim Uighur di wilayah Xinjiang.

"Pompeo telah membuat begitu banyak kebohongan dalam beberapa tahun terakhir, dan ini hanyalah kebohongan lain yang berani," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying dalam konferensi pers, Rabu (20/1).

"Apa yang disebut ketetapan oleh Pompeo tidak lain adalah kertas. Politikus AS ini terkenal karena berbohong dan curang, menjadikan dirinya bahan tertawaan dan badut," Hua melanjutkan.

China telah berulang kali menolak tuduhan perlakuan kejam terhadap populasi Uighur di wilayah Xinjiang, di mana wakil dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa setidaknya satu juta warga Uighur dan Muslim lainnya telah ditahan di kamp-kamp.

Namun, kandidat menteri luar negeri yang ditunjuk Biden, Antony Blinken, mengatakan bahwa ia setuju dengan penilaian genosida yang disampaikan Pompeo.

"Memaksa pria, wanita, dan anak-anak ke dalam kamp konsentrasi; mencoba, pada dasarnya, mendidik kembali mereka untuk menjadi penganut ideologi Partai Komunis China, semua itu menunjukkan upaya untuk melakukan genosida," kata Blinken, Selasa (19/1).

Saat ditanya tentang pernyataan Blinken, Hua mempersilakan pemerintahan AS selanjutnya untuk memutuskan dan memperingatkan bahwa China tidak akan menerima kritik terhadap kebijakan di Xinjiang ke depannya.

Menjelang berakhirnya masa kepresidenan Donald Trump, China kembali menyerang Amerika Serikat

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News