Harga Motor Tidak Wajar, Dua Produsen Diduga Lakukan Kartel

Harga Motor Tidak Wajar, Dua Produsen Diduga Lakukan Kartel
Harga Motor Tidak Wajar, Dua Produsen Diduga Lakukan Kartel
Nawir menilai ada beberapa kemungkinan yang membuat harga motor bebek dan skutik mahal. Pertama, produsen terlalu banyak mengambil keuntungan. Kedua, terjadi kesepakatan antarprodusen untuk tidak menurunkan harga produknya. "Itu bisa saja terjadi. Produsen tidak perlu bersaing satu sama lain untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar," bebernya.

 

KPPU, terang Nawir, memiliki bukti yang cukup kuat atas dugaan kartel yang dilakukan produsen sepeda motor. Setidaknya dua penguasa pasar motor di tanah air terlibat dalam kasus tersebut, yakni Honda dan Yamaha. Meski begitu, produsen lain bisa jadi akan ikut diperiksa KPPU.

 

Besarnya keuntungan yang diambil produsen, jelas Nawir, bisa dilihat dari laporan keuangannya. Berdasar fakta-fakta itu, Nawir menganggap produsen sepeda motor tidak akan merugi meskipun volume penjualannya sedang menurun. "Ada dua produsen sepeda motor yang telah kami mintai data keuangannya dua tahun terakhir. Ada yang aneh, produksi turun, tapi keuntungan naik," ungkapnya.  

 

Menurut Nawir, kondisi tersebut telah membuat hak-hak konsumen untuk mendapatkan harga yang wajar terampas. Karena itu, KPPU berencana menaikkan kasus tersebut ke tahap pemeriksaan dengan mengundang pihak-pihak yang diduga terlibat kartel. "Minggu depan kita akan buat undangan ke produsen untuk mengklarifikasi dugaan kami," tandasnya. 

 

JAKARTA - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) terus berusaha menindak pelaku usaha yang mempermainkan harga. Setelah menghukum produsen ban karena

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News