Harga Tiket Pesawat Naik, Pariwisata Sumbar Terancam Lumpuh

Harga Tiket Pesawat Naik, Pariwisata Sumbar Terancam Lumpuh
Sejumlah pesawat terbang saat parkir di Bandara Hang Nadim Batam, beberapa waktu lalu, F Cecep Mulyana/Batam Pos

jpnn.com, PADANG - Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Sumbar Ian Hanafiah mengatakan kenaikan harga tiket pesawat plus bagasi berbayar mulai meresahkan banyak kalangan.

Kebijakan maskapai bentuk pelaksanaan Permenhub No 14 Tahun 2016 soal kebijakan tarif atas itu, diyakini bisa membuat pariwisata Sumbar lumpuh. Bahkan, Ian menyebut, kebijakan ini bisa mematikan pariwisata Sumbar. 

Malahan, sekarang ini sebagian besar wisatawan domestik lebih memilih berlibur ke luar negeri. Mengingat, harga tiket pesawat yang ditawarkan jauh lebih murah.

“Misalnya, sekarang harga tiket pesawat pulang pergi dari Padang ke Kuala Lumpur, Malaysia hanya Rp 800 ribu. Dibandingkan tiket pesawat Padang ke Jakarta pulang pergi bisa mencapai Rp 4 juta,” kata Ian yang juga owner Ero Tour tersebut.

Sekarang ini, diakuinya, banyak pengusaha yang terlibat di bidang industri pariwisata mengeluh. Seperti, pengusaha hotel hingga pelaku usaha yang terlibat di bidang UMKM.

“Kalau momen-momen tertentu seperti Lebaran dan tahun baru, kenaikan harga tiket sangat kami maklumi. Namun, kalau dinaikkan di hari-hari biasa, tentu sangat merugikan semua pihak yang terlibat di pariwisata,” jelas Ian.

Jika kebijakan ini tetap diberlakukan, Ian berkeyakinan, pariwisata Sumbar akan mati. Orang akan berpikir ratusan kali untuk wisata dalam negeri (domestik), termasuk ke Sumbar. Padahal, pemerintah menargetkan 20 juta turis luar negeri berkunjung ke Indonesia, belum lagi target pariwisata ke Sumbar.

Dijelaskannya, zero commission yang diberlakukan salah satu maskapai juga bisa membuat agen travel gulung tikar. Kemudian, bagasi berbayar akan membunuh usaha mikro kecil menengah (UMKM). Pengunjung berpikir ulang bila mau membeli oleh-oleh, karena beban ongkos bagasi pesawat.

Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Sumbar Ian Hanafiah menyebut, kebijakan ini bisa mematikan pariwisata Sumbar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News