Harta Karun Bernama Haidilao

Oleh Dahlan Iskan

Harta Karun Bernama Haidilao
Dahlan Iskan di antara tanaman quinoa di pegunungan Qinghai pada ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut. Foto: disway.id

Disediakan juga charger HP. Pijat refleksi. Dan manikur.

Semua itu gratis. Belakangan tambah lagi bisa cetak foto di situ.

Saat IPO Rabu lalu fasilitas gratis itu dipersoalkan. Apakah tidak buang-buang uang. Apakah tidak mengurangi keuntungan. Toh sudah laris. Mereka mau antre. Mengapa masih diberi makanan dan fasilitas gratis.

Zhang Yong bergeming. Tidak mau menghapus layanannya itu. Dengan serbagratis itu labanya masih sekitar Rp 5 triliun. Tahun lalu.

Ia juga mempertahankan prinsip tiga persennya. Yakni tiga persen dari labanya. Disisihkan untuk bonus para manajernya.

Soal bonus 3 persen itu ada riwayatnya. Restoran pertamanya di luar daerah rugi. Zhang Yong tidak bisa mengawasi. Ia kapok.

Waktu itu ia baru punya dua restoran. Yang satu diberi nama Haidilao. Satunya Louwailou.

Dua-duanya di kota kecil Lianyang. Propinsi Sichuan. Hanya 50 km dari ibu kota provinsi. Meski disebut kota kecil, itu kecilnya Tiongkok. Penduduknya 1,5 juta jiwa.

Ada saja jagoan baru di tengah ekonomi yang lagi sulit. Namanya: Haidilao yang artinya harta karun.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News