Harta Karun Bernama Haidilao

Oleh Dahlan Iskan

Harta Karun Bernama Haidilao
Dahlan Iskan di antara tanaman quinoa di pegunungan Qinghai pada ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut. Foto: disway.id

Haidilao semula untuk rakyat biasa. Yang harganya dibuat murah. Ternyata banyak juga dari kalangan menengah makan di situ. Maka Zhang membuka restoran kedua dengan nama Louwailou. Pakai AC. Untuk segmen yang lebih atas.

Nama Louwailou diambil dari puisi lama. Yang terkenal. Yang menggambarkan kehebatan Danau Xihu di Hangzhou. Yang letaknya di antara dua pagoda putih nan tinggi. Itulah pagoda yang jadi setting film seri Legenda Ular Putih.

Zhang akhirnya menyeragamkan nama semua restorannya: Haidilao. Nama Louwailou tidak dipakai lagi. Nama ini sekarang dipakai oleh sebuah restoran di Hangzhou sendiri. Di dekat danau Xihu.

Setelah membuka dua restoran Zhang didatangi pelanggannya. Yang asal Xian. Propinsi Shaanxi. Satu jam penerbangan dari kotanya. Diajak kongsi. Rugi.

Zhang kapok. Sejak itu tidak mau lagi berkongsi. Tapi ekspansi ke luar kota tetap ia minati. Kali ini Zhang pilih buka di Chengdu, ibukota propinsi Sichuan. Di propinsinya sendiri. Tidak terlalu jauh. Bisa diawasi.

Dari situ terus berkembang. Kini sudah punya cabang di Tokyo, Singapura, Seoul, California. Segera menyusul: London, Malaysia, Kanada.

Tidak disebut nama Indonesia. Atau Jakarta. Tapi saya tahu ada restoran Haidilao di Jakarta. Entah cabangnya atau copy-nya.

Yang mirip Haidilao juga ada di Surabaya. Namanya Hongli. Saya sering ke sana. Sampai tiba-tiba tidak ada lagi. Sejak saya tinggal ke Amerika.

Ada saja jagoan baru di tengah ekonomi yang lagi sulit. Namanya: Haidilao yang artinya harta karun.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News