Hijaukan Lahan Kritis, Petani Asal Bintan Raih Kalpataru
jpnn.com - JAKARTA - Seorang petani dari Desa Toapaya Utara di Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, Mahmud Sukirno mendapat penghargaan Kalpataru dari Kementerian Lingkungan Hidup. Pria 50 tahun itu dianugerahi Kalpataru untuk kategori Perintis Lingkungan.
Penghargaan Kalpataru diserahkan oleh Wakil Presiden RI Boediono di Istana Wapres, Jakarta, Kamis, (5/6). Mahmud yang berpakaian adat Melayu warna kuning tampak bahagia menenteng penghargaan yang diterimanya. Matanya tampak berkaca-kaca saat mengungkapkan usahanya dalam melestarikan lingkungan.
Selama 17 tahun ia bersama sejumlah rekannya melakukan penghijauan pada lahan kritis di Pulau Bintan. "Saya senang sekali dapat penghargaan ini. Sejak tahun 1997 bersama rekan melakukan penghijauan lahan kritis ini. Kami tanam banyak tanaman," ujar Mahmud kepada JPNN.
Mahmud sempat terlihat gugup dan tegang saat diwawancarai. Namun, raut bahagia tidak bisa disembunyikan dari wajahnya.
Menurut Mahmud, dalam penghijauan itu ia bersama rekan-rekannya membentuk kelompok tani untuk saling membantu. Ia menjadi pembina kelompok-kelompok tersebut.
Mahmud mengatakan, usaha penghijauan itu bukannya tanpa kendala. Terutama dalam penyediaan pupuk yang tidak mudah didapat dan sarana prasarana penunjang.
Ia berharap pemerintah membantu langkah mereka untuk penghijauan di daerahnya. "Kalau bisa pemerintah juga bantu sediakan mesin-mesin untuk sarana karena kita enggak punya dana besar untuk sediakan itu," ujar Mahmud.(flo/jpnn)
JAKARTA - Seorang petani dari Desa Toapaya Utara di Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, Mahmud Sukirno mendapat penghargaan Kalpataru dari
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Rektor UNU Gorontalo Diduga Lakukan Kekerasan Seksual Terhadap 11 Orang
- Kwarnas dan Kwarda Pramuka Se-Indonesia Desak Menteri Nadiem Revisi Permendikbud No 12/2024
- Mendagri Tito Tekankan soal Pembangunan Berkelanjutan Menuju Ekonomi Hijau
- Hadiri Pertemuan di Kanada, Dirjen PSLB3 Rosa Tekankan Penanganan Pencemaran Lintas Batas Polusi Plastik
- PGRI & Education International Desak Pemerintah Mengalokasikan Anggaran Pendidikan 20 Persen
- Jenderal Maruli: Dansat Harus Berinovasi untuk Kemajuan Satuan