Ideologi Pancasila di Era Disrupsi
Oleh: Eugene Mahendra Duan - Guru SMP YPPK Santo Antonius Nabire, Papua Tengah

jpnn.com - Di tengah derasnya arus globalisasi dan gelombang disrupsi digital, bangsa Indonesia menghadapi tantangan yang bukan hanya bersifat teknologis, tetapi juga ideologis.
Era disrupsi, yang ditandai oleh perubahan cepat dalam teknologi, ekonomi, dan sosial telah melahirkan lanskap baru yang mengguncang sendi-sendi kehidupan konvensional.
Dalam konteks inilah, urgensi memperkokoh ideologi Pancasila sebagai pandu kebangsaan menjadi makin relevan dan krusial.
Pancasila bukan sekadar warisan historis dari para pendiri bangsa, tetapi fondasi filosofis yang bersifat dinamis.
Kelima sila yang membentuknya mengandung nilai-nilai universal —ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial— yang tetap kontekstual di berbagai zaman, termasuk di era digital saat ini.
Namun, tantangan ideologis muncul ketika masyarakat terpapar oleh informasi yang massif, cepat, dan tidak selalu akurat.
Disrupsi bukan hanya mengubah sistem kerja dan ekonomi, tetapi juga membentuk pola pikir, gaya hidup, bahkan preferensi ideologis generasi muda.
Pergeseran Nilai
Ideologi Pancasila harus direvitalisasi bukan sekadar sebagai narasi, tetapi sebagai praksis.
- Ikut Festival Budaya Nusantara, Eks Tersangka Makar Sebarkan Pesan Bhinneka Tunggal Ika
- Jiwa Abadi Soekarno
- Pengamat Nilai Sosok Dasco Sakti, Punya Peran di Balik Pertemuan Megawati-Prabowo dan Gibran
- Pancasila Harus Jadi Pedoman Hidup Nyata, Bukan Hanya Simbol
- Lewat Budaya Inklusif dan Kepemimpinan Setara, ANTAM Wujudkan Semangat Pancasila
- Politik Anggaran yang Pancasilais Menuju Keadilan Sosial dan Keberpihakan