India Sudah Larang TikTok, Amerika dan Australia Masih Berencana, Bagaimana Indonesia?

India Sudah Larang TikTok, Amerika dan Australia Masih Berencana, Bagaimana Indonesia?
Australia sedang mempertimbangkan untuk membatasi lebih lanjut warga mereka yang kembali dari luar di masa pandemi ini. (ABC News: Patrick Williams)

Sebagai penasihat senior keamanan nasional, Katherine Manstead setuju jika ada risiko yang sama di platform lainnya.

Menurutnya campur tangan asing, penyensoran, atau informasi yang keliru tidak boleh terbatas pada TikTok.

"Ada cara lain yang selain larangan. Kita bisa membuat lebih banyak persyaratan untuk transparansi data, misalnya apakah data ini bisa diakses oleh pemerintah, atau transparansi tentang algoritma, sehingga kecil kemungkinan menguntungkan pihak asing," katanya.

Dia juga mengatakan ada risiko lain, termasuk pemerintah asing yang menjalankan akun palsu atau 'bott' atau membeli data dari penyedia data yang sah.

"Ada dugaan bahwa Tiongkok sedang mengambil data besar-besaran," katanya.

Sementara itu, pengguna TikTok Australia menanggapi kemungkinan TikTok akan dilarang di Australia dengan mengirimkan pesan ke akun twitter di Perdana Menteri Scott Morrison.

Mereka juga mengedarkan petisi yang menentang pelarangan penggunaan TikTok.

Seorang pengguna mengunggah video berisi tweet palsu yang seolah-olah berasal dari akun Perdana Menteri dengan mengatakan TikTok akan dilarang di Australia. Video ini diberi judul "SCOMO NO!!!"


Aplikasi TikTok menjadi aplikasi terpopuler di kalangan remaja belakangan ini. Tapi baru sekarang terasa dampak dari penggunaan TikTok yang memiliki hubungan kuat dengan Tiongkok


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News