Ini Sinyal Darurat Untuk Jokowi

Ini Sinyal Darurat Untuk Jokowi
Ini Sinyal Darurat Untuk Jokowi

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengatakan data survei terbaru Litbang Kompas yang menempatkan elektabilitas Jokowi - Ma'ruf di bawah 50 persen, merupakan sinyal darurat untuk sang petahana.

Saat dihubungi Rabu (20/3), Ferdinand menyampaikan ada dua hal yang secara gamblang bisa dibaca dari survei tersebut. Pertama, Jokowi konsisten menurun elektabilitasnya.

Presiden ketujuh RI yang tengah berkuasa itu menurutnya tidak mampu mendapat kepercayaan dari masyarakat, meski hanya sekadar untuk mempertahankan suara yang pernah diperolehnya pada Pilpres 2014.

"Artnya ini gambaran secara umum, Jokowi kehilangan kepercayaan dari masyarakat. Maka elektabilitasnya sekarang menurun hingga 49,2 persen. Cukup besar penurunan yang terjadi," ucap Ferdinand kepada JPNN.

(Bukalah: Elektabilitas Jokowi - Ma'ruf Menurun, Prabowo - Sandi Menanjak)

Kedua, Prabowo elektabilitasnya konsisten meningkat dari sejak awal pencalonannya di Pilpres 2019. Sebab, mulanya tingkat keterpilihan mantan Danjen Kopassus TNI itu hanya di kisaran 25 persen. Namun terus naik secara konsisten hingga ke posisi 37,4 persen.

Dari dua hal itu, lanjut Ferdinand, pada hari H Pemilu nanti dengan model seperti ini, di mana konsistensi elektabilitas Jokowi turun dan Prabowo naik, maka hampir dipastikan bahwa pemenang pilpres mendatang adalah Prabowo Subianto.

"Jadi saya pikir bahwa April 2019 nanti, Indonesia akan punya presiden baru dengan membaca Litbang Kompnas tersebut. Tidak ada alasan lagi karena ini kalau bagi petahana adalah sebuah sinyal darurat, ya karena mempertahankan suara saja tidak mampu," tutur anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo - Sandi itu. (fat/jpnn)


Berita Selanjutnya:
Gerindra: Jokowi Game Over

Menurut Ferdinand, Jokowi konsisten menurun elektabilitasnya. Sementara Prabowo konsisten meningkat.


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News