Istana Presiden Diserang, Mursi Bertahan

Istana Presiden Diserang, Mursi Bertahan
Istana Presiden Diserang, Mursi Bertahan
KAIRO--Gelombang unjuk rasa terus melanda Mesir. Rabu (5/12) sekitar 100 ribu massa anti-pemerintah memadati halaman Istana Kepresidenan al-Ittihadiya atau Istana Heliopolis di pinggiran Kota Kairo. Mereka menolak dekrit presiden dan rencana referendum pada 15 Desember nanti dalam rangka mengesahkan konstitusi baru hasil rancangan Ikhwanul Muslimin.

"Tuntutan kami kepada presiden adalah mencabut dekrit dan membatalkan referendum konstitusi," tulis demonstran pada papan yang sengaja digantungkan di pintu gerbang istana. Massa anti-pemerintah menyebut unjuk rasa sejak Selasa lalu (4/12) itu sebagai peringatan terakhir untuk Mursi. Kalau pemimpin 61 tahun itu tidak mengabulkan tuntutan tersebut, oposisi akan melengserkan pemerintahan.

Bentrok pun sempat terjadi di halaman istana presiden pada Selasa lalu. Saat itu, demonstran berupaya menerobos gerbang dan menyerang istana. "Aparat keamanan lantas menyemprotkan gas air mata sehingga terjadi bentrok," terang seorang petugas keamanan. Kementerian Kesehatan Mesir menyatakan bahwa insiden itu menyebabkan 18 orang terluka. 

Ketika demonstran menyerang istana, Mursi dilaporkan tidak berada di sana. Jubir kepresidenan beralasan bahwa mantan ketua Partai Kemerdekaan dan Keadilan atau FJP (Hizb Al-Hurriya Wal "Adala), partai politik yang didirikan Ikhwanul Muslimin, itu sedang menghadiri rapat penting bersama sejumlah pejabat pemerintah. "Setelah pertemuan, beliau kembali ke kediamannya di pinggiran Kota Kairo," jelas Kementerian Dalam Negeri Mesir.

KAIRO--Gelombang unjuk rasa terus melanda Mesir. Rabu (5/12) sekitar 100 ribu massa anti-pemerintah memadati halaman Istana Kepresidenan al-Ittihadiya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News