Jabar-Banten Terendah Tingkat Toleransinya

Jabar-Banten Terendah Tingkat Toleransinya
Jabar-Banten Terendah Tingkat Toleransinya
JAKARTA – Provinsi Jawa Barat dan Banten merupakan daerah dengan tingkat toleransi antarumat beragama paling rendah, selama 2010. Laporan The Wahid Institute selama setahun mengungkapkan, kasus intoleransi terbanyak berada di dua daerah tersebut.

Selama 2010, kasus intolerasi yang berhasil terpantau terjadi sebanyak 133 item. Kasus-kasus itu tersebar di 13 wilayah pemantauan di seluruh Indonesia. Khusus di Jawa Barat-Banten terdapat 43 kasus, atau sekitar 43 persen. ”Jawa Barat-Banten tetap menjadi daerah paling tinggi tingkat intoleransinya seperti pantauan tahun sebelumnya,” ujar Direktur Eksekutif The Wahid Institute Zannuba Arifah Chafsoh (Yenny Wahid), saat melansir laporan tahunannya, di kantor Jl. Amir Hamzah, Jakarta, kemarin (21/12).

Menyusul di urutan kedua, adalah Provinsi Jawa Timur yang terpantau terdapat 25 kasus, atau sekitar 19 persen. Provinsi yang beribukota di Surabaya itu menempati posisi kedua menggantikan Provinsi DKI Jakarta yang berada di urutan kedua pada tahun sebelumnya. Tahun ini, Jakarta berada di posisi ketiga.

Berturut-turut selanjutnya, DIJ-Jawa Tengah (13 kasus/10 persen), Sumut (8 kasus/6 persen), Aceh (8 kasus/6 persen), NTB (5 kasus/4 persen), Sulawesi (4 kasus/3 persen), Kalimantan (4 kasus/3 persen), dan Lampung Utara (2 kasus). Sedangkan Sumsel, Jambi, dan Riau masing-masing terpantau satu kasus. Sikap intoleran dan diskriminasi tersebut paling banyak diwujudkan dalam tindakan pemaksaan dan pembatasan keyakinan. ”Persoalan keyakinan yang berbeda sering dianggap sebagai penyimpangan atau penodaan agama oleh sebagian masyarakat,” ujar Yenny Wahid.

JAKARTA – Provinsi Jawa Barat dan Banten merupakan daerah dengan tingkat toleransi antarumat beragama paling rendah, selama 2010. Laporan The

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News