Jamaah Berkalung Syal Jerman

Jamaah Berkalung Syal Jerman
BOLA - Warga kampung Bo-Kaap, kawasan muslim tertua di Cape Town, sedang bermain bola. Foto: Kurniawan Muhammad/Jawa Pos.
Karena saat tiba di tempat itu sedang masuk waktu salat dzuhur, Jawa Pos ikut salat berjamah di salah satu masjid yang ada di sana. Nama masjidnya tertulis dalam bahasa arab: Masjid Al Jami"ah. Di bagian atas pintu masjid itu tertulis: Dibangun tahun 1837.

Rupanya itu adalah salah satu masjid tua di sana. Ada lagi masjid yang lebih tua lagi, yakni Masjid Owal. Masjid tersebut dibangun tahun 1794 oleh Tuan Guru asal Tidore, yang menurut cerita adalah pengembang agama Islam di Afrika Selatan. Tuan Guru asal Indonesia itu masuk ke Afrika Selatan tahun 1780. Hingga saat ini, kuburan Tuan Guru dan 20 pengikutnya masih terawat dengan baik di Bo-Kaap. Orang-orang di sana menyebutnya "karamat", berasal dari bahasa Melayu atau Indonesia "keramat". Artinya, makam yang dikeramatkan.

"Ada sekitar 5.000 muslim di Bo-Kaap," kata Yusuf Ahmad, imam di masjid itu. Dia mengaku lahir dan tumbuh di Bo-Kaap. "Ada 10 masjid di Bo-Kaap. Anda dari Indonesia, jika ke Cape Town memang harus datang ke sini," kata pria berumur 68 tahun itu.

Keturunan orang Indonesia, kata dia, banyak terdapat di kawasan itu. Mereka hidup berdampingan bersama warga lain dari  keturunan India, Malaysia dan Pakistan. Yusuf Ahmad sendiri keturunan India.

Salah satu kawasan tua di Kota Cape Town adalah Bo-Kaap. Di daerah ini, mayoritas penduduknya adalah muslim keturunan Melayu dan India. Mereka juga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News