Jangan Curi Waktu Istirahat untuk Bekerja, Nih Dampaknya

Jangan Curi Waktu Istirahat untuk Bekerja, Nih Dampaknya
Lelah. Ilustrasi. Foto HealthyCare

jpnn.com - Bekerja seharian pastinya melelahkan. Jika seseorang terus-menerus dipaksa bekerja tanpa beristirahat, maka pasti kinerjanya akan menurun karena bosan atau kehilangan fokus.

Itulah mengapa diperlukan waktu beristirahat saat bekerja. Agar dapat kembali produktif dalam pekerjaannya, pekerja kantoran membutuhkan durasi waktu istirahat yang cukup untuk menghilangkan penat dan mengurangi stres.

Pentingnya kecukupan durasi waktu istirahat

Waktu istirahat pekerja kantoran biasanya digunakan untuk beristirahat, makan, beribadah, atau melakukan hal lain di luar pekerjaan. Hal ini serupa dengan pengalaman saat di bangku sekolah. Anak sekolah setiap harinya memiliki waktu istirahat sekitar 60-75 menit yang biasanya terbagi dua sesi,yaitu istirahat pagi dan siang.

Di luar negeri, durasi waktu istirahat tersebut dinilai terlalu panjang, sehingga waktu istirahat anak dipotong. Namun, para pakar kesehatan anak menemukan bahwa memotong waktu istirahat sekolah akan berdampak negatif pada anak.

Dampak tersebut akan memengaruhi kosentrasi, kesehatan, dan kemampuan sosial anak. Itulah mengapa sebaiknya durasi waktu istirahat anak di sekolah tidak kurang dari 60 menit.

Lantas bagaimana dengan waktu istirahat orang dewasa di kantor?

Semakin lama, waktu yang digunakan pekerja untuk beristirahat selama bekerja semakin menurun. Apalagi, kini waktu istirahat hanya digunakan untuk makan. Belum lagi, terkadang durasi waktu istirahat yang singkat digunakan pekerja kantoran untuk makan sambil mengerjakan tugas.

Anda mungkin pernah atau bahkan sering 'mencuri' waktu istirahat untuk melanjutkan tugas kator yang belum rampung. Yuk tak ada salahnya jika membaca artikel berikut.

Sumber klikdokter

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News