Jangan Terulang, Sopir Angkutan Aplikasi Pernah Bunuh 6 Orang

Jangan Terulang, Sopir Angkutan Aplikasi Pernah Bunuh 6 Orang
Uber Taxi. Ilustrasi

jpnn.com -  

JAKARTA - Pemerintah hendaknya menjadikan faktor keamanan para penumpang angkutan umum berbasis aplikasi, sebagai prioritas utama. Sebab menurut Ketua Umum BPC Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jakarta Pusat, Muhammad Aaron Annar Sampetoding, di sejumlah negara ditemukan ada sopir angkutan umum berbasis aplikasi telah membunuh enam orang.

"Pemerintah wajib menjadikan faktor keamanan sebagai prioritas utama. Jangan ulang kejadian di San Fransisco dan Los Angeles. Di sana ditemukan 25 supir angkutan umum berbasis aplikasi yang ternyata mempunyai rekam kriminal," kata Annar, di Jakarta, Senin (28/3).

Malah di Michigan lanjutnya, ada sopir angkutan umum berbasis aplikasi yang telah melakukan pembunuhan. "Bahkan jumlah yang telah dibunuh oleh sopir angkutan umum tersebut sudah enam orang. Hebatnya, pelaku bisa lolos seleksi sebagai supir taksi berbasis aplikasi," ungkapnya.

Beda halnya dalam manajemen angkutan umum konvensional, tentunya ujar Annar, hal seperti ini bisa diminimalisir oleh perusahaan taksi konvensional dengan tata kelola seleksi SDM yang baik, seperti di Bluebird dan Express dengan rekam jejak keamanan dan kepercayaan konsumen yang sangat baik.

"Karena itu, Hipmi berharap pemerintah bertindak lebih cepat menetapkan aturan main yang ketat agar konsumen nantinya tidak menjadi korban," pungkasnya.(fas/jpnn)

jpnn.com -  


  JAKARTA - Pemerintah hendaknya menjadikan faktor keamanan para penumpang angkutan umum berbasis aplikasi, sebagai prioritas utama. Sebab menurut


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News