Jelang Pemilu, Pendukung Mahathir Mulai Muncul ke Permukaan

Jelang Pemilu, Pendukung Mahathir Mulai Muncul ke Permukaan
Pemilu Malaysia. Ilustrasi: Bigstock

jpnn.com, KUALA LUMPUR - Gaung Barisan Nasional (BN) terasa di setiap sudut negara bagian di Malaysia. Gebyar spanduk biru tua dan kampanye visual koalisi partai UMNO itu cukup marak.

Namun, PM Najib Razak tidak lantas bisa dengan mudah memenangi Pilihan Raya Umum (PRU) Ke-14 alias General Election 14 (GE14). Sebab, sebagian besar warga tetap militan terhadap Mahathir Mohamad. Terutama masyarakat Langkawi.

Warga memiliki banyak alasan kuat mendukung Mahathir. Salah satunya, goods and services tax (GST) atau PPN. Kebijakan yang lahir pada masa kepemimpinan Najib tersebut dianggap memberatkan masyarakat.

Sebab, GST mau tak mau mengerek harga jual barang. Otomatis, biaya hidup meningkat. ’’Kami sangat terbebani dengan kebijakan itu,’’ kata Badruah, warga Langkawi, Malaysia, saat dijumpai Jawa Pos pada Minggu (6/5).

Dia kemudian membandingkan beban biaya hidupnya sekarang dengan era Mahathir. Ketika itu Malaysia makmur. Biaya hidup tidak tinggi. Pembangunan tampak di mana-mana. Termasuk di wilayah Langkawi. ’’Dia (Mahathir, Red) yang membangun kampung ini,’’ ucap Badruah.

Besaran GST yang mencapai 6 persen menjadi kebijakan paling dibenci warga Malaysia. Saking bencinya, mereka lantas memutuskan untuk mendukung Mahathir pada PRU Ke-14 kali ini. Dalam kampanyenya, Mahathir berjanji menghapuskan GST. ’’Saya pikir, Mahathir layak untuk memimpin,’’ ujarnya.

Namun, di Langkawi, fakta di lapangan tidak seperti ucapan Badruah. Poster dan bendera BN mendominasi sudut-sudut jalan pulau tersebut. Poster Najib juga menyebar.

Secara kasatmata, BN-lah yang berkuasa di pulau tersebut. Atribut kampanye sangat banyak. Namun, Badruah tetap yakin Mahathir yang akan menang.

Jalan PM Najib Razak memenangkan Pemilu Malaysia tak mulus. Sebab, sebagian besar warga tetap militan terhadap Mahathir Mohamad. Terutama masyarakat Langkawi.

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News