Jokowi vs Prabowo, Politik Identitas Semakin Tinggi

Jokowi vs Prabowo, Politik Identitas Semakin Tinggi
Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto. Foto: Miftahulhayat/dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani mengatakan peluang munculnya politik identitas akan semakin tinggi jika dalam Pilpres 2019 nanti hanya mempertemukan petahana Joko Widodo (Jokowi) versus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Arsul mengatakan partai berlambang Kakbah ini menginginkan semakin banyak pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) di Pilpres 2019 nanti.

“Semakin banyak calon makin baik. Kalau head to head, maka potensi politik identitasnya tinggi yang akan disertai ujaran kebencian, fitnah dan sebagainya,” kata Arsul di gedung parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (7/3).

Arsul mengapresiasi ikhtiar partai-partai politik yang belum mendukung Jokowi dan calon lainnya untuk membentuk poros baru.

Dia tidak mempersoalkan apakah nanti muncul tiga sampai empat poros baru. “Yang harus disepakati bersama sebagai anak bangsa adalah jangan sampai Pilres itu ada calon tunggal,” kata anggota Komisi III DPR ini.

Saat ini sudah lima partai sudah menyatakan mendukung Jokowi. Yakni, Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Partai Nasional Demokrat (NasDem), Partai Golongan Karya (Golkar), dan PPP.

Sedangkan lima partai lainnya, yakni PAN, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Demokrat (PD). dan Partai Gerindra belum memutuskan mengusung siapa pun.

Wacana pembentukan poros baru di Pilpres sebagai penantang Jokowi semakin terbuka lebar. Partai masih terus melakukan penjajakan. (boy/jpnn)

Politik identitas jelang Pilpres 2019 diprediksi akan semakin tinggi jika yang muncul hanya dua poros, Jokowi vs Prabowo.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News