Jualan Keripik Pisang, Masuk ke Ruang Dosen Satu per Satu

Jualan Keripik Pisang, Masuk ke Ruang Dosen Satu per Satu
Pisang. Ilustrasi Foto: Humas DPR

jpnn.com - Arif Fadhillah merintis usaha kripik pisang Tri Bunda sejak 2017 lalu. Awalnya tak ada yang melirik, kini, kripik pisang Tri Bunda sudah masuk ke sejumlah warung.

SINTIA DWI YUNIARTI

MENJADI pengusaha muda bisa dilakukan oleh siapapun dengan niat, kemauan serta kerja keras. Arif mahasiswa FKIP Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jambi (Unja) melakukan hal itu. Ia berjuang merintis usaha keripik pisang.

Mahasiswa yang aktif dalam organisasi BEM Unja itu mengawali usahanya sejak Januari 2017 lalu. Niat awalnya coba-coba, namun akhirnya terpikir apa yang dilakukannya itu harus ditekuni.

Keripik pisang yang menjadi pilihan Arif, kerena ayahnya seorang pengepul pisang. Melihat usaha bapaknya yang terkdang tidak habis dan pisangnya banyak membusuk, Arif berpikir mengolahnya menjadi keripik.

Hasil olahan keripiknya dipasarkan Arif kepada teman kampusnya. Kini Arif menamai produknya keripik pisangnya Tri Bunda. Nama Tri Bunda yang dipilih Arif karena Ibundanya memiliki tiga anak.

Jualan Keripik Pisang, Masuk ke Ruang Dosen Satu per Satu

"Bapak saya pemasok pisang yang dibeli dari petani lalu dijual lagi, terus banyak pisang yang tidak terjual. Bingung banyak pisang di rumah, akhirnya punya ide buat keripik pisang, dijualin ke teman kampus dengan kemasan kecil, pertama jual Rp 1.000,” kata Arif.

Arif Fadhillah merintis usaha keripik pisang dengan label Tri Bunda, kini produknya sudah masuk ke warung-warung.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News