Jumlah Publikasi Ilmiah Indonesia Salip Singapura

Jumlah Publikasi Ilmiah Indonesia Salip Singapura
Menristekdikti Mohamad Nasir di Kantor Kemenristekdikti, Jakarta, Senin (29/1). Foto: Humas Kemensristekdikti

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) terus menggenjot peningkatan jumlah publikasi ilmiah Indonesia. Hasilnya, publikasi ilmiah Indonesia dalam tiga tahun terakhir mengalami peningkatan

Publikasi ilmiah penting, bukan hanya sebagai tugas dan kewajiban semata tapi menjadi tolok ukur keberhasilan sebuah riset.

Kebijakan Kemenristekdikti mendongkrak publikasi ilmiah Indonesia seperti mengeluarkan aturan melalui Permenristekdikti No. 20/2017 tentang Pemberian Tunjungan Profesi Dosen dan Tunjangan Kehormatan Profesor.

Kemenristekdikti pada 2017 juga meluncurkan Science and Technology Index (SINTA), pengindeks publikasi dan sitasi jurnal ilmiah untuk mendorong kultur publikasi bagi dosen dan peneliti di Indonesia.

Ikhtiar itu pun akhirnya mulai berbuah. Setelah melampaui Thailand sampai akhir 2017 dengan jumlah publikasi ilmiah internasional Indonesia mencapai angka 18.500, pada triwulan pertama 2018 Indonesia berhasil menggeser Singapura, menempati urutan ke-2 di ASEAN setelah Malaysia.

Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, jumlah publikasi ilmiah Indonesia terindeks Scopus per 6 April 2018 berhasil melampaui Singapura dan Thailand.

Adapun jumlah publikasi ilmiah internasional Indonesia sebanyak 5.125, Singapura dan Thailand sebanyak 4.948 dan 3.741. Sementara Malaysia sebanyak 5.999.

Menristekdikti Mohamad Nasir mengatakan, kuantitas publikasi ilmiah internasional Indonesia harus berbanding lurus dengan kualitasnya.

Kemenristekdikti terus menggenjot peningkatan jumlah publikasi ilmiah Indonesia dan sudah mulai kelihatan hasilnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News