Karyawan Semen Indonesia Gelar Aksi, Ini Tuntutannya

Karyawan Semen Indonesia Gelar Aksi, Ini Tuntutannya
Karyawan Semen Indonesia (SKSI) melakukan konferensi pers di Kantor Pusat Semen Indonesia Gresik, Sabtu (29/6). Foto: Ist

jpnn.com, JAKARTA - Karyawan Semen Indonesia mengadakan aksi, Jumat (29/6). Aksi ini sebagai bentuk protes terhadap kebijakan manajemen yang rajin menggunakan tenaga-tenaga pro-hire dibanding karyawan sendiri.

Ketua Umum Serikat Karyawan Semen Indonesia (SKSI), Eko Wirantono menyampaikan lima tuntutan SKSI saat mengegelar aksi. Pertama, menolak tindakan pemborosan Direktur Utama yang menghamburkan ratusan miliar rupiah untuk pembelian kantor baru di Jakarta. SKSI menilai tindakan tersebut akan menurunkan Return On Asset (ROA) yang merugikan Perusahaan dan Pemegang Saham.

Kedua, SKSI prihatin sekaligus menyesalkan telah terjadi banyak pelanggaran Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Ketiga, SKSI menolak maraknya tenaga Prohire dan Konsultan yang ternyata tidak dapat meningkatkan kinerja Perusahaan.

Keempat, menolak PT Semen Indonesia sebagai lahan percobaan saling silang penempatan Direksi dan lahan belajar Direksi dari luar Perusahaan. Langkah ini banyak menimbulkan kontraproduktif, keresahan dan menurunkan kinerja Perusahaan. PTSI bukan tempat belajar untuk Direksi caretaker dengan rekam jejak minim sebagai Direksi.

Kelima, SKSI meminta Menteri BUMN agar tidak menempatkan pejabat bermasalah di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Lebih lanjut, Eko menjelaskan bibit-bibit konflik hubungan industrial perusahaan plat merah itu dimulai sejak awal tahun 2017 dan belum juga menampakkan kesepakatan sampai dengan pertengahan Juni ini.

“Setelah puluhan surat kami kirimkan ke Manajemen dan tidak mendapatkan respons maka Serikat Karyawan Semen Indonesia (SKSI) menggelar aksi ini,” kata Eko.

Eko berharap aksi yang digelar SKSI ini sebagai salah satu bentuk upaya dan komunikasi agar manajemen lebih memberikan perhatian kepada peningkatan kinerja perusahaan menjadi lebih baik.

Karyawan Semen Indonesia mengadakan aksi, Jumat (29/6) sebagai bentuk protes terhadap kebijakan manajemen yang menggunakan tenaga-tenaga pro-hire.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News