Kebijakan Amran Membangun Logistik Pangan Skala Besar Mulai Terwujud

Kebijakan Amran Membangun Logistik Pangan Skala Besar Mulai Terwujud
Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Suwandi dalam Pertemuan Koordinasi Pemasaran Produk Hortikultura yang dihelat di Kawasan Perdagangan Suncity Biz Sidoarjo, Senin (15/7). Foto dok Kementan

jpnn.com, SIDOARJO - Kebijakan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam membangun logistik pangan, khususnya komoditas hortikultura skala besar guna mengakselerasi ekspor mulai terwujud. Kementerian Pertanian (Kementan) bersama investor dan para pelaku usaha merancang membangun warehouse dan wholesaler di kota-kota besar.

Seperti Surabaya, Semarang, Makassar, Banjarmasin, Medan dan lainnya berisi produk buah, sayur dan produk lokal Indonesia lainnya rencana dikirim ke warehouse dan wholesale milik Indonesia yang ada di luar negeri seperti Singapura, Malaysia, China, Hongkong, Jepang dan lainnya. Saat ini fokus warehouse di Suncity Biz Sidoarjo.

“Sesuai arahan Pak Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk mewujudkan kedaulatan pangan, Indonesia negara kepulauan harus memiliki gudang pangan skala besar, ditempatkan di kota besar seperti Jakarta, Semarang, Surabaya, Makasar, Medan dan Banjarmasin. Ini berguna untuk pengamanan pasokan pangan di dalam maupun bisa dijual keluar negeri. Sistem logistik pangan ukuran jumbo seperti ini sudah ada di Jepang, Dubai dan lainnya,” kata Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Suwandi dalam Pertemuan Koordinasi Pemasaran Produk Hortikultura yang dihelat di Kawasan Perdagangan Suncity Biz Sidoarjo, Senin (15/7).

Suwandi menjelaskan terobosan pemasaran hasil produk hortikulutra ini harus segera diwujudkan sebab selama ini aktivitas ekspor produk pertanian dilakukan secara sendiri-sendiri dan tunggal yakni hanya satu komoditas. Dengan begitu, ini merupakan alternatif inovasi baru sehingga Kementan terus membantu dalam mempermudah perizinan, registrasi kebun, bantuan packaging, sortasi, bantuan benih, bibit dan membangun sentra-sentra produksi dan fasilitas lainnya dan pihak karantina melayani secara online dan inline inspection di warehouse.

“Intinya, kami membangun supermarket tapi posisinya ada di negara lain seperti di Singapura, Hongkong, China dan negara lainnya yang menyajikan komoditas pertanian Indonesia. Jadi importir dan distributor di luar negeri tidak perlu repot mencari di Indonesia karena kita sudah menyiapkan di sana (luar negeri, red)," jelasnya.

"Kalau di Suncity Biz ini sudah siap fasilitasnya untuk menampung hasil produksi dari sentra-sentra. Dari sini baru didistribusikan ke supermarket dan pasar ekspor. Di pasar ekspor membuat hal yang sama yakni membangun kawasan seperti ini. Makanya hari ini kita kumpulkan pemasok dari kawasan-kawasan hortikultura. Pihak Suncity Biz menyiapkan warehouse, pihak eksportir dan pelaku usaha mengisi produknya ke dalam warehouse,” imbuh Suwandi.

Menurut catatan BPS, sepanjang tahun 2018, produksi buah-buahan mencapai 21,5 juta ton, sayuran 13 juta ton, tanaman hias 870 juta tangkai dan tanaman obat mencapai 676 ribu ton. Kinerja volume ekspor hortikultura tahun 2018 mencapai 435 ribu ton, naik 10,36% dibanding tahun 2017 sebanyak 394 ribu ton. Pada 2019 ini, Kementan optimistis produksi dan volume ekspor hortikultura meningkat.

Oleh karena itu, sambung Suwandi, pasokan berbagai produk hortikultura dari berbagai kabupaten di Jawa Tengah dan Jawa Timur setelah diproses sortasi, grading dan packaging terus dikirim ke warehouse seperti di Suncity Biz ini. Selanjutnya satu pintu dari Surabaya didistribusikan ke berbagai supermarket dalam negeri dan ke wholesale di luar negeri.

Dari sisi perizinan, selama ini benar-benar dibantu Kementan sehingga mendapatkan kemudahan penuh. Misalnya, diminta ikut mengendalikan bawang putih dan diminta untuk melakukan ekspor agar membantu petani mendapatkan harga yang menguntungkan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News