Kejadian di Pilkada DKI Harus Jadi Pelajaran Semua Pihak

Kejadian di Pilkada DKI Harus Jadi Pelajaran Semua Pihak
Warga mengikuti pencoblosan Pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua di TPS 28, Cilandak Barat, Jakarta Selatan, Rabu (19/4). Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Iklim demokrasi menjadi tantangan bagi kemajemukan bangsa Indonesia.  Pandangan itu datang dari ahli antropologi Kartini Sjahrir.

Kartini mengambil contoh kasus Pilkada DKI 2017 yang penuh dengan konflik. Bahkan, isu-isu berbau SARA  sengaja dimainkan kelompok-kelompok tertentu.

Bahkan, Kartini menilai, perkembangan demokrasi baik di level daerah dan nasional  justru menimbulkan konflik baru.

“Otonomi daerah bahkan mendorong pilkada rawan konflik horizontal,” kata Kartini dalam diskusi bertajuk Merajut Kebinekaan di Gedung Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (16/5).

Kartini menilai, media sosial memiliki peran besar dalam membentuk pola pikir inteloransi.

Berangkat dari masalah itu, pendidikan mengenai wawasan kebangsaan di sekolah-sekolah menjadi suatu keharusan.

“Kejadian di pilkada DKI harus menjadi pembelajaran di semua pihak, dari mana asal usul bangsa Indonesia. Konflik atas nama agama atau ras adalah kebodohan,” ujar Kartini.

Dia meminta media massa, baik cetak maupun elektronik mengedukasi masyarakat tentang wawasan kebangsaan.

Iklim demokrasi menjadi tantangan bagi kemajemukan bangsa Indonesia.  Pandangan itu datang dari ahli antropologi Kartini Sjahrir.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News