Kelola Jembatan Pribadi Antarprovinsi, Per Hari Rp 100 Ribu

Kelola Jembatan Pribadi Antarprovinsi, Per Hari Rp 100 Ribu
Rustam dengan latar belakang jembatan yang dibangunnya dengan dana sendiri. Jembatan tersebut menghubungkan dua desa di dua provinsi berbeda. Foto: ANDRI WIGUNA/RADAR CIREBON

jpnn.com - Rustam membuat jembatan untuk membantu warga dua desa yang terpisah provinsi untuk menghemat waktu. Saat musim hujan tiba kelak, sang pemilik harus siap merelakannya hanyut.

ANDRI WIGUNA, Cirebon

RUSTAM bersiap. Sebab, seorang pengendara mendekat. Dia lantas berdiri untuk menerima uang yang diulurkan saat motor akan memasuki jembatan bambu di sebelahnya.

”Kalau untuk menahan beban lebih dari tiga motor juga kuat, asal searah. Kalau papasan, ya harus bergantian karena lebar jembatan hanya cukup untuk satu motor,” ujar Rustam kepada Radar Cirebon (Jawa Pos Group) setelah si pengendara tersebut berlalu.

Kalau Rustam paham sekali perihal kekuatan jembatan selebar 1 meter tersebut, itu wajar. Sebab, jembatan bambu di atas Sungai Cisanggarung tersebut memang milik pribadinya.

Karena itu pula, pria 55 tahun tersebut menarik tarif untuk siapa saja yang memanfaatkan jembatan tersebut.

Peran jembatan bernama Sekroh –sesuai dengan blok tempatnya berdiri– itu vital. Tak cuma menghubungkan dua desa yang sama-sama bernama Kalibuntu, tapi sekaligus dua kabupaten di dua provinsi yang berbeda, Cirebon di Jawa Barat dengan Brebes di Jawa Tengah.

Sungai Cisanggarung memang batas alami dua provinsi tersebut di bagian utara. Di atas sungai itu pula berdiri jembatan jalan raya permanen dengan gapura selamat datang di kedua provinsi.

Kalau Rustam paham sekali perihal kekuatan jembatan selebar 1 meter tersebut, itu wajar. Sebab, jembatan bambu tersebut memang miliknya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News