Kepemimpinan Indonesia Mampu Bereskan 2 Masalah Utama ASEAN

Kepemimpinan Indonesia Mampu Bereskan 2 Masalah Utama ASEAN
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato saat upacara penutupan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-40 dan ke-41 ASEAN serta KTT terkait lainnya di Hotel Sokha, Phnom Penh, Kamboja, Minggu (13/11/2022). Upacara penutupan KTT ASEAN 2022 itu sekaligus penyerahan keketuaan ASEAN dari Kamboja ke Indonesia. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.

jpnn.com, JAKARTA - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Andi Widjajanto mengatakan syarat utama Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) bisa berperan sentral di kancah global adalah keamanan yang stabil di Asia Tenggara.

“Ada dua isu stabilitas kawasan yang penting, yakni masalah krisis politik di Myanmar serta Laut China Selatan. Tantangan itu di satu sisi menunjukkan suatu pekerjaan rumah sehingga harus dicari terobosan dan Indonesia sebagai Ketua ASEAN berperan sentral,” kata Andi dalam siaran pers diskusi “Potret ASEAN Terkini di Kancah Global” di Jakarta, Senin.

Menurut Andi, sebagai pemimpin ASEAN, Indonesia bisa mendorong penyelesaian dua persoalan itu karena banyak kanal diplomasi di ASEAN yang mendorong kerja sama ketimbang menciptakan konflik.

“Persoalan Myanmar misalnya, akan berpatokan pada lima poin konsensus yang salah satunya mengedepankan dialog inklusif dengan semua pihak untuk mendorong adanya special envoy atau utusan khusus,” kata Andi.

Dirjen Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri Sidharto Suryodipuro mengatakan krisis politik Myanmar memang menjadi pokok penting karena menyangkut stabilitas kawasan dan pembangunan komunitas kawasan.

“Indonesia sudah menyampaikan rencananya dan para menteri sepakat tentang rencana yang akan dilakukan oleh Indonesia dalam masalah Myanmar itu, sedangkan mengenai Laut China Selatan perlu intensif melakukan perundingan dengan China untuk mencapai suatu kemajuan dari sisi keamanan kawasan,” tuturnya.

ASEAN sudah sepakat mendukung upaya Indonesia dalam melaksanakan konsensus penghentian kekerasan, penyaluran bantuan, upaya pendekatan dengan semua pihak, dan dialog dalam proses politik yang inklusif.

Kepala Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Fajar Hirawan sepakat stabilitas Asia Tenggara berperan penting dalam memajukan pertumbuhan dan kesejahteraan kawasan ini.

Menurut Andi, sebagai pemimpin ASEAN, Indonesia bisa mendorong penyelesaian dua persoalan itu karena banyaknya kanal diplomasi

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News