Kerjasama Kesehatan Antar Sipil Harus Diwaspadai

Kerjasama Kesehatan Antar Sipil Harus Diwaspadai
Kerjasama Kesehatan Antar Sipil Harus Diwaspadai
Jose menuturkan, saat ini negara maju mengincar virus yang ada di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Virus menjadi lahan bisnis yang menjanjikan, karena banyak uang yang dapat dihasilkan dari bisnis vaksin virus. "Kalau sudah mempunyai virus, maka dapat dibuat vaksinnya. Vaksin itu dapat dijual dengan harga yang mahal. Dari virus yang ada, (juga) dapat dibuat jenis penyakit baru dan dijual lagi vaksinnya," jelasnya.

Karena itu, kata Jose pula, meskipun USAID Center for Biomedical and Public Health Research adalah kerjasama antara masyarakat Indonesia, tetapi harus tetap diwaspadai. Akan jauh lebih baik bila Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dapat membentuk lembaga khusus penelitian, agar sampel virus tidak bocor dan jatuh ke tangan yang salah.

Terkait keberadaan Namru yang mengudang kontroversi, menurut Jose, lembaga ini sudah lama mengadakan penelitian tentang penyakit yang berbahaya. "Tapi penyakit-penyakit yang diteliti, sampai sekarang bukannya tambah mudah diatasi, tapi makin sulit dan susah diprediksi. Contohnya penyakit demam berdarah," katanya.

Oleh karena itu, sambung Jose lagi, Namru tidak ada manfaatnya. Namru bermanfaat hanya untuk sebagian peneliti Indonesia yang bisa bersinggunggan dengan teknologi modern. "Peneliti Indonesia itu hanya sebagai pengumpul sample, tapi gak punya akses langsung terhadap sample yang diserahkan kepada Namru," imbuhnya. (rie/JPNN)

JAKARTA - Kerjasama kesehatan yang dilakukan kalangan sipil yang ada di Indonesia dengan pihak asing, disebutkan harus diwaspadai. Hal ini karena


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News