Kerusuhan Mereda, Rupiah Menguat, Investor Masuk Lagi

Kerusuhan Mereda, Rupiah Menguat, Investor Masuk Lagi
Kondisi depan Gedung Bawaslu, Jakarta Pusat, Kamis (23/5) siang. Foto: Fathan Sinaga/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kerusuhan 22 Mei di depan markas Bawaslu RI dan sekitarnya sempat membuat rupiah jatuh terperosok. Mengacu data Bloomberg, saat kerusuhan terjadi rupiah berada di posisi yang menggenaskan. Yakni, Rp 14.525 per dolar AS. Koreksi rupiah tersebut merupakan yang terdalam di Asia.

Setelah kerusuhan mereda kemarin (23/5), nilai tukar rupiah mulai menguat. Pada pasar spot, rupiah bertengger di level Rp 14.480 per dolar AS atau terapresiasi 45 poin (0,31 persen). Rupiah juga mengalami penguatan terhadap beberapa mata uang asing.

’’Alhamdulillah, nilai tukar rupiah menguat,’’ papar Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam rapat koordinasi Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Gedung Kemenkeu kemarin.

Dia menuturkan, kerusuhan 22 Mei lalu memang sempat memberikan tekanan terhadap rupiah. Namun, faktor global, yakni eskalasi perang dagang antara AS dan Tiongkok, lebih memberikan pengaruh besar terhadap anjloknya kurs rupiah. ’’Faktor global lebih dominan,’’ tuturnya.

Perry mengungkapkan, kegiatan jual beli kemarin kembali lancar. Hal tersebut disertai upaya eksporter menjual hasil ekspornya ke pasar valas sehingga mendorong rupiah ke level yang lebih tinggi. Pihaknya memperkirakan, rupiah tetap bergerak stabil dan cenderung menguat hingga Lebaran nanti. ’’Terima kasih kepada para eksporter dan perbankan yang turut menjaga stabilitas rupiah,’’ tambahnya.

(Baca Juga: Begini Penampakan Situasi di Depan Bawaslu Setelah Kerusuhan 22 Mei)

Perry menuturkan, aksi kerusuhan 22 Mei ternyata tidak melunturkan kepercayaan investor terhadap Indonesia. Investor asing masih mengalirkan dananya pada pasar sekunder surat berharga negara (SBN). BI mencatat, inflow yang masuk dalam dua hari terakhir mencapai Rp 1,7 triliun.

Pihaknya melihat hal itu sebagai tanda positif. Sebab, pada 13–17 Mei lalu, terjadi penarikan dana asing di SBN sekitar Rp 7,3 triliun. ’’Inflow tersebut menunjukkan confidence investor asing masih tinggi,’’ katanya.

Kerusuhan 22 Mei ternyata tidak melunturkan kepercayaan investor terhadap Indonesia. Investor asing masih mengalirkan dananya pada pasar sekunder surat berharga negara.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News