Ketika Artis Merambah Politik Praktis

Ketika Artis Merambah Politik Praktis
Ketika Artis Merambah Politik Praktis
DULU Artis  hanya menjadi pemanis bagi partai politik untuk menggaet massa. Tak heran, pada saat musim kampanye artis selalu kebanjiran job manggung. Pada perkembangan berikutnya, artis tidak lagi sebagai sekadar pemanis di panggung. Tetapi, partai-partai seakan berlomba untuk menggaet artis masuk ke bursa pencalonan legislatif. Menjadi anggota DPR, DPRD atau bahkan juga Bupati atau wakil Bupati.

Dalam pemilu legislatif lalu, Partai Amanat Nasional (PAN) adalah salah satu partai yang getol menggandeng artis masuk ke partainya. Sederet artis cantik dan juga pelawak menjadi caleg partai yang kala itu dipimpin oleh Sutrisno Bachir. Saking gencarnya menggaet artis, PAN pun kemudian diplesetkan menjadi Partai Artis Nasional. Hasilnya, memang tak banyak artis yang berhasil lolos ke Senayan dari partai ini. Meski begitu, PAN tidak bisa dikatakan gagal. Dari strategi marketing, PAN berhasil bertahan sebagai partai papan tengah. Keberhasilan ini, bisa jadi karena PAN sering diberitakan dan muncul di media karena ada nilai jualnya, artis.

Kini dunia artis memasuki fenomena baru. Tidak lagi menjadi sekadar pemanis. Tetapi, mereka juga ingin menikmati manisnya kekuasaan itu. Kekuasaan yang selama ini menjadi domainnya para politisi. Mereka juga ingin mengenyam rasanya menjadi Bupati atau wakilnya. Menjadi walikota, atau juga wakilnya. "Ini eranya perempuan. Tidak peduli itu artis, pedagang atau sinden. Perempuan juga punya hak politik yang sama dengan laki-laki, " kata Maya Romantir, mantan artis yang pernah ngetop pada tahun 80-an itu.

Mantan Kekasih Tommy Soeharto ini mengaku sudah  tertarik untuk terjun ke politik. Tanpa malu-malu, ia pun menyatakan siap untuk mencalonkan diri sebagai calon Gubernur Sulawesi Utara. "Ini eranya perempuan. Dan Perempuan pun bisa memimpin daerah," Maya menambahkan. Ia mengakui, selama ini kepemimpinan Pria di daerah sudah cukup baik. Namun, sebagai wanita, Maya melihat masih banyak kekuarangan para pemimpin pria yang tampil sebagai pemimpin daerah.

DULU Artis  hanya menjadi pemanis bagi partai politik untuk menggaet massa. Tak heran, pada saat musim kampanye artis selalu kebanjiran job

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News