Ketika Kapolda Papua dan Pangdam Kecewa, Begini Kalimatnya

Ketika Kapolda Papua dan Pangdam Kecewa, Begini Kalimatnya
Ratusan warga Banti berjalan kaki menuju tempat penjemputan hingga dievakuasi ke Kota Timika menggunakan bus PT Freeport Indonesia, Senin (20/11). Foto: IST HUMAS POLDA PAPUA FOR RADAR TIMIKA

Pangdam yang ditemui awak media menegaskan, bahwa selama kegiatan proses negosiasi dengan KKB hingga proses evakuasi 344 warga pada Jumat (17/11) lalu, tidak ada satupun perwakilan dari Pemda Mimika yang terlibat di dalamnya.

“Selama kegiatan di sana (Tembagapura red), kita ajak Pemerintah Daerah tidak ada yang datang. Datang saja terus hilang, Kepala Desanya tidak ada, Kepala Distriknya juga tidak ada katanya sakit. Seolah-olah semuanya ini milik TNI dan Polri. Tidaklah. Kalau ada gangguan keamanan kita yang masuk, tapi untuk lainnya yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat ya itu peran pemerintah daerah. Sudah dengar akan ada masyarakat yang datang, kesiapannya tidak maksimal. Itu yang kita sesalkan,”ucap Pangdam dengan nada kesal.

Sementara itu Kapolda Papua, Irjen Pol Drs Boy Rafli Amar, MH ketika dimintai tanggapan terkait kesiapan Pemda Mimika dalam menyiapkan tempat penampungan bagi 804 warga Banti ini mengatakan, pihaknya bersama TNI, sifatnya hanya membantu perintah daerah dalam proses evakuasi.

“Kita datang untuk mengecek dan mendorong langsung kesiapan dari SKPD. Kami datang saja pintu gedung masih ditutup. Belum ada tanda-tanda persiapan dari segi fasilitas. Karena harapan kita masyarakat yang datang ini bisa diberikan pelayanan yang sama,” tegasnya.

Sedangkan Asisten II Setda Mimika, Marthen Paiding yang didampingi oleh Staf Ahli, Cristian Karubaba bersama beberapa petinggi Pemkab lainnya mengatakan, sangat memahami arahan Kapolda dan Pangdam.

Dengan demikian, jajaran petinggi Pemkab akan mendiskusikan langkah-langkah yang akan diambil dalam menangani masyarakat yang akan dievakuasi.

“Kami akan bahas langkah-langkah apa yang akan kami ambil bersama DPRD, terkaita masyarakat kita yang akan mengunsi. Yang jelas bukan karena kami tidak ada dana, tapi kami akan sesuaikan dengan seberapa banyak dan berapa lama mereka akan tinggal di penampungan. Kita belum tahu pasti berapa jumlah masyarakat yang nanti akan dievakuasi tapi berdasarkan informasi sementara diperkirakan mencapai lima ratusan,” ujar Marthen. (tns/cr-103)


Selama proses negosiasi dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB), unsur dari Pemkab Mimika tidak pernah hadir.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News