Khawatir Biaya Membangun Ibu Kota Baru Membengkak Jadi Rp2000 Triliiun

Khawatir Biaya Membangun Ibu Kota Baru Membengkak Jadi Rp2000 Triliiun
Pakar ekonomi Anthony Budiawan. Foto : M Fathra/JPNN

"Kalau kita lihat Rp 486 triliun, data Bappenas, dibagi 1,5 juta penduduk, ongkos biaya pembangunan itu hanya Rp 324 juta, atau dalam dollar Amerika 22.500, untuk memindahkan 1,5 juta penduduk ke ibu kota baru," jelasnya.

BACA JUGA : Amien Rais Curigai Tiongkok di Balik Keputusan Jokowi Pindahkan Ibu Kota RI

Dia lantas menyatakan bila dibandingkan dengan banch mark atau patokan dunia, maka biaya yang direncanakan pemerintah sekitar 4 atau 5 kali lebih murah.

Sebab, biaya standar membuat ibu kota baru di dunia itu sekitar USD 100 ribu - USD 500 ribu per recidence.

Oleh sebab itu, Anthony yang pernah bergabung dalam tim ekonomi pasangan Capres - Cawapres Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, khawatir biaya yang direncanakan sebesar Rp486 triliun ini nantinya bisa membengkak di tengah jalan.

"Jangan-jangan nanti langsung membengkak jadi Rp2000 triliun, lima kali lipat. Dan saya sangat yakin dengan Rp486 triliun, bisa jadi bukan ibu kota (negara) yang dibangun, ibu kota kabupaten lagi. Sangat di bawah standar," kata Anthony, disambut tawa peserta seminar.(fat/jpnn)

 


Khawatir biaya pemindahan ibu kota baru yang direncanakan sebesar Rp486 triliun nantinya bisa membengkak di tengah jalan.


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News