Kisah Gadis Kecil Tengah Malam Menangis di Dekat Kuburan
”Selama di rumah saya, tidur di kamar anak saya laki-laki yang kelas VI SD. Anak saya tidur sama saya di kamar saya,” katanya.
Beberapa waktu setelah RR tinggal bersama Koko dan keluarga, datanglah sang ayah. Koko tentu saja mempersilakan RR dibawa kembali ke rumah orang tuanya. Dengan catatan, anak tersebut mau dan bersedia diajak kembali ke rumahnya.
Ibunda anak itu telah lama meninggal. Sehari-hari dia diasuh sang ayah yang berusia sekitar 50 tahun dan bekerja serabutan.
”Saat bertemu ayahnya, dia (RR) justru histeris, ketakutan, menangis sejadi-jadinya, lalu RR saya suruh masuk ke rumah lagi,” katanya.
Koko menduga RR takut dengan ayahnya. ”Tapi maaf, saya tidak bisa mengatakan lebih banyak tentang masalah ini karena itu adalah masalah keluarga. Bagaimanapun juga, orang tua RR itu warga saya,” ujar Koko.
Selama RR tinggal bersama Koko, Koko juga tak berusaha mengungkit mengapa RR nekat melarikan diri dari rumah. Dia tak ingin bocah tersebut terluka kembali.
Koko justru berusaha membuat RR melupakan segala persoalan yang dihadapi. Menghadirkan lingkungan yang sewajar mungkin bagi si upik.
Hasilnya ternyata mujarab. Perlahan tapi pasti, RR ceria kembali. Padahal, tak sekali-dua kali Koko mendengar omongan bahwa RR anak yang sulit diatur.
Bocah perempuan itu tengah malam menangis di dekat kuburan. Akhirnya mendapatkan seorang ayah angkat yang baik hati.
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor
- Pesantren Ala Kadarnya di Pulau Sebatik, Asa Santri di Perbatasan Negeri