Kisah Setnov, Jago Lobi, Pintar Cari Uang untuk Golkar

Kisah Setnov, Jago Lobi, Pintar Cari Uang untuk Golkar
Setya Novanto. Foto: Ricardo/dok.JPNN.com

"Saya ditawari. Namun sebagai sahabat , saya hanya menjelaskan melalui sms bahwa saya menolak dengan hormat ajakan itu. Karena saya lebih menjunjung tinggi integritas," ujarnya.

"Saya pun sempat menyarankan agar Mas Nov mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum Golkar sejak dirinya mulai diusut dalam kasus dugaan korupsi E-KTP ini. Hal itu demi kebaikan Golkar dan Mas Nov dalam menjalani proses hukum tanpa harus berbelit-belit," tukasnya.

Meski begitu, Leo melanjutkan, bahwa dirinya tetap mengapresiasi bahwa Novanto adalah satu-satunya ketua umum yang mampu membangun gedung baru DPP Golkar.

"Itu Gedung DPP di Slipi sudah usang sejak zaman Pak Harto. Tidak ada satu pun ketum yang mampu membangun baru. Ya cuma Mas Nov aja yang berhasil memulai pembangunannya saat ini, meski kini harus berurusan dengan KPK dalam kasus E-KTP," ujarnya.

Ketika disinggung mengenai penahanan Novanto oleh KPK, dirinya juga mengaku tetap mendoakan agar suami dari Deisti itu tabah menjalani proses hukum.

"Meski berbeda politik di Golkar, sebagai teman saya hanya bisa berdoa agar dia tabah. Mungkin ini adalah jalan yang membuat dia sadar bahwa sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga," ujarnya.

"Dan saya percaya ini murni proses hukum. KPK tak mungkin menahan tanpa fakta," tandasnya menambahkan. (***/habis)


Setya Novanto pintar melobi. Dia berhasil membawa uang untuk operasional Golkar hingga akhirnya dipercaya sebagai bendahara umum.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News