Komitmen Indonesia Melawan Sampah Plastik di Laut

Komitmen Indonesia Melawan Sampah Plastik di Laut
Menteri LHK Siti Nurbaya saat mengikuti salah satu sesi di Paviliun Indonesia, COP 23 UNFCCC di Bonn, Jerman. Foto: Humas KLKH for JPNN.com

jpnn.com, BONN - Memasuki minggu kedua pelaksanaan COP 23 UNFCCC di Bonn, Jerman, delegasi Indonesia mengangkat salah satu tema penting dalam diskusi Paviliun Indonesia, yaitu Combating Marine Plastik Debries, dengan keynote speaker Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut B. Panjaitan, dan Utusan Khusus Sekretariat Umum PBB untuk Kelautan, Peter Thomson.

Luhut menyampaikan bahwa Indonesia saat ini menghadapi dua tantangan besar, yaitu menjaga laut tetap bersih dan memelihara keberlanjutan keanekaragaman hayati di wilayah perairan. Selain itu tantangan nyata adalah menghadapi perubahan iklim.

Indonesia menyadari bahwa sampah plastik dan microplastik merupakan ancaman terbesar bagi keanekaragaman hayati perairan saat ini. Sampah laut telah menjadi isu nasional, regional, dan global, di mana jika hal ini terus dibiarkan, bisa mengakibatkan ancaman polutan yang lebih besar.

''Permasalahan sampah plastik menjadi salah satu hal penting untuk dipecahkan, karena sampah membawa kerusakan terhadap keanekaragaman hayati, lingkungan, perekonomian, dan kesehatan manusia,'' ujar Luhut.

Luhut menjelasakan, inisiasi Indonesia dalam melawan sampah plastik laut telah diajukan dalam pertemuan Worlds Ocean Summit yang keempat, Konferensi PBB Kelautan, dan G20 Summit di Jerman, dengan komitmen pengurangan sampah plastik sebesar 70 persen pada tahun 2025.

Hal ini senada dengan pernyataan Menteri LHK, Siti Nurbaya. “Ketika 70 persen adalah target, maka pengertiannya adalah tujuh puluh persen dari 65 juta ton sampah di Indonesia (one in one year)," jelas Siti.

Sebagai catatan, sekitar 14 persen dari target tersebut adalah sampah plastik. Di dalam rencana jangka menengahnya, Indonesia bertekad untuk mengurangi sampah plastik sebanyak 70 persen di tahun 2025.

Lebih rinci Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3, KLHK, Rosa Vivien Ratnawati, menjelaskan bahwa dalam menangani sampah plastik di laut KLHK melaksanakan dengan pendekatan pengelolaan sampah di hilir yaitu selain di sungai dan pesisir.

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.000 pulau, masih banyak permasalahan yang dihadapi Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News