Kompak Soroti Kepemimpinan Nasional

Kompak Soroti Kepemimpinan Nasional
ACARA - Ketua DPR-RI Marzuki Alie (tengah), bersama Wapres Boediono (kanan) dan wakil Ketua MPR-RI Hajriyanto Tohari (kiri), saat menghadiri pemberian Tanda Jasa Kehormatan, Jumat (13/8) di Istana Merdeka, Jakarta. Foto: Mustafa Ramli/Jawa Pos.
Seorang pemimpin, imbuh Rizal, juga tidak boleh gampang mengeluh. Tampaknya, kali ini dia menyentil isu SBY yang menjadi target terorisme. Rizal mengingatkan, Bung Karno pernah mengalami tujuh kali aksi percobaan pembunuhan. Mulai dilempar granat di Cikini, diberondong senapan, hingga ditembaki dari pesawat tempur. "Tapi, Bung Karno tak gentar sedikit pun," katanya.

Rizal lantas membandingkan perkembangan Indonesia dengan Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Menurut dia, 1,3 miliar rakyat Tiongkok dipimpin oleh pemimpin-pemimpin yang kuat, tangguh, dan berani mengambil keputusan. "Lihat kini hasilnya. Tiongkok tumbuh dari negara yang semula sulit mengatasi persoalan ekonomi menjadi bangsa yang kuat, bangsa yang terus bergerak agresif bertumbuh kembang," katanya.

Rizal juga menyebutkan, bangsa lain kini tengah berusaha keras mengambil alih aset-asetnya. Sebaliknya, di Indonesia seakan-akan sedang berlangsung perlombaan menggadaikan kekayaan bangsa kepada negeri lain. "Angka-angka menurunnya kemiskinan pun hanya manipulasi. Mencoba menghilangkan realitas kemiskinan yang masih tersebar dan ada di sekitar kita," tandas Rizal.

Frans Magnis mengatakan, ada tiga tendensi negatif yang berpotensi mengancam eksistensi bangsa Indonesia di usianya ke-65. Yang pertama adalah kesenjangan kesejahteraan. "Ada sesuatu yang tidak beres dalam kebijaan ekonomi politik bangsa ini," katanya.

JAKARTA - Seperti ingin mengimbangi pidato kenegaraan presiden pada 16 Agustus mendatang yang pasti penuh dengan catatan prestasi pemerintahan, belasan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News