Kompak Soroti Kepemimpinan Nasional
Sabtu, 14 Agustus 2010 – 08:54 WIB
Seorang pemimpin, imbuh Rizal, juga tidak boleh gampang mengeluh. Tampaknya, kali ini dia menyentil isu SBY yang menjadi target terorisme. Rizal mengingatkan, Bung Karno pernah mengalami tujuh kali aksi percobaan pembunuhan. Mulai dilempar granat di Cikini, diberondong senapan, hingga ditembaki dari pesawat tempur. "Tapi, Bung Karno tak gentar sedikit pun," katanya.
Rizal lantas membandingkan perkembangan Indonesia dengan Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Menurut dia, 1,3 miliar rakyat Tiongkok dipimpin oleh pemimpin-pemimpin yang kuat, tangguh, dan berani mengambil keputusan. "Lihat kini hasilnya. Tiongkok tumbuh dari negara yang semula sulit mengatasi persoalan ekonomi menjadi bangsa yang kuat, bangsa yang terus bergerak agresif bertumbuh kembang," katanya.
Rizal juga menyebutkan, bangsa lain kini tengah berusaha keras mengambil alih aset-asetnya. Sebaliknya, di Indonesia seakan-akan sedang berlangsung perlombaan menggadaikan kekayaan bangsa kepada negeri lain. "Angka-angka menurunnya kemiskinan pun hanya manipulasi. Mencoba menghilangkan realitas kemiskinan yang masih tersebar dan ada di sekitar kita," tandas Rizal.
Frans Magnis mengatakan, ada tiga tendensi negatif yang berpotensi mengancam eksistensi bangsa Indonesia di usianya ke-65. Yang pertama adalah kesenjangan kesejahteraan. "Ada sesuatu yang tidak beres dalam kebijaan ekonomi politik bangsa ini," katanya.
JAKARTA - Seperti ingin mengimbangi pidato kenegaraan presiden pada 16 Agustus mendatang yang pasti penuh dengan catatan prestasi pemerintahan, belasan
BERITA TERKAIT
- Mentan Amran Serahkan Alsintan Senilai Rp 200 M Untuk Petani di Jatim
- Mendagri Tito: Halalbihalal jadi Momentum Penguatan Internal Lebih Solid
- Gelar Halalbihalal & Diskusi, F-PDR Menyatakan Pemilu 2024 Merusak Demokrasi Indonesia
- Info Penting dari BKN soal Pendataan Honorer atau Non-ASN
- Pasukan Sea and Coast Guard Kemenhub Bergerak Cepat Mengatasi Kebakaran Kapal MV.LAYAR ANGGUN 8
- KPK Tetapkan eks Pejabat Bea Cukai Sebagai Tersangka Pencucian Uang