KPK Jerat Keponakan Setnov Jadi Tersangka Rasuah e-KTP

KPK Jerat Keponakan Setnov Jadi Tersangka Rasuah e-KTP
Irvan Hendra Pambudi (berdiri) saat dihadirkan pada persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (27/4) sebagai saksi perkara korupsi e-KTP dengan terdakwa Irman dan Sugiharto. Foto: Ricardo/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menetapkan tersangka kasus rasuah e-KTP. Ada dua tersangka baru kasus korupsi yang merugikan negara lebih dari Rp 2 triliun itu.

Dua tersangka baru itu adalah Irvanto Hendra Pambudi  dan Made Oka Masagung. Irvanto merupakan keponakan Setya Novanto.

Ketua KPK Agus Rahardjo mengatakan, penetapan Irvanto dan Masagung sebagai tersangka merupakan hasil pengembangan dari persidangan terhadap Irman, Sugiharto dan Andi Agustinus alias Andi Narogong. Ketiga terdakwa e-KTP itu telah divonis bersalah.

KPK juga mencermati persidangan terhadap Novanto dan penyidikan terhadap Anang Sugiana Sudihardjo dalam perkara e-KTP. “KPK temukan bukti permulaan cukup, untuk menetapkan kembali dua orang sebagai tersangka," ujar Agus dalam jumpa pers di KPK, Rabu (28/2) malam.

Saat proyek e-KTP direncanakan, Irvanto menjabat direktur PT Murakabi Sejahtera merangkap ketua konsorsium Murakabi. Sedangkan Made Oka adalah pemilik Delta Energy Pte Ltd.

Keduanya diduga bersama-sama menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau korporasi sehingga mengakibatkan kerugian negara Rp 2,3 triliun dari nilai proyek Rp 5,9 triliun. "IHP (Irvanto Hendra Pambudi) diduga telah tahu ada permintaan fee lima persen untuk mempermudah pengurusan proses," sebut Agus.

Irvanto diduga menerima uang selama periode 19 januari - 19 Februari 2012 dengan jumlah total USD 3,5 juta. Uang itu diperuntukkan kepada Novanto.

Sedangkan Made oka melalui perusahaannya, OEM Investment Singapura diduga menerima total USD 3,8 juta yang juga diperuntukkan kepada Novanto. Uang itu berasal dari Biomorf Mauritius sebesar USD 1,8 juta, sedangkan USD 2 juta dari PT Delta Energi.

Penetapan Irvanto dan Masagung sebagai tersangka merupakan hasil pengembangan dari persidangan terhadap Irman, Sugiharto dan Andi Agustinus alias Andi Narogong.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News